Kostum 'Rambut Palsu' Presiden Jokowi Dihujat Netizen, Seniman Sumut Bicara

KARNAVAL KEMERDEKAAN PESONA DANAU TOBA

Selasa, 23/08/2016 07:58 WIB
Presiden Jokowi disambut tarian adat saat akan membuka Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba, di Balige, Toba Samosir, Sumut, Minggu (21/8) sore. (Foto: Anggun/Humas)

Presiden Jokowi disambut tarian adat saat akan membuka Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba, di Balige, Toba Samosir, Sumut, Minggu (21/8) sore. (Foto: Anggun/Humas)

Samosir, sumbarsatu.com--Presiden Joko Widodo dinilai mengenakan kostum yang salah saat melakukan kunjungan ke Tobasa, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016).

Jokowi diberikan ikat kepala yang menjadi simbol Raja Batak. Bukannya memberikan penghormatan, justru sebaliknya, dia terlinat konyol karena tampak mengenakan wig.

Kesannya jika terlihat dari jauh dia terlihat sedang ubanan berambut panjang hingga menjadi bahan lelucon dalam media sosial.

Kontan saja kostum ini dihujat habis-habisan di media sosial yang menyebutnya memakai kostum kontemporer, buka kostum adat Batak yang telah menjadi warisan turun-temurun.

"Hahaha. Mungkin dimaksud agar lucu, ya tertawa tadi melihat banyak hal. Saya melihat Presiden seperti ubanan rambut panjang," tulis seorang netizen Monang Naipospos dalam akun Facebooknya.

"Semoga bapak Presiden tidak tau bahwa ini talitali kontemporer modelnya, atau sudah mendengar langsung dari kuratornya sehingga diterima digunakan. Yang saya heran, kelapa pak Luhut Panjaitan pake talitali dengan sebenarnya ya..."

Merdi Sihombing salah seorang desainer Indonesia yang kerap menggunakan bahan tenun seperti kain ulos sebagai karyanya menjelaskan kepada tribunnews.com kronologi penggunaan motif pakaian yang digunakan Presiden.

Dia memngaku sempat dihubungi panitia 10 hari sebelum kunjungan Jokowi ke Sumut.

"10 hari sebelum hari H saya dihubungi pihak majalah Femina, mereka minta saya untuk membuat desain khusus buat 7 menteri."
"Setelah kami bertemu (saya, Femina dan EO) diskusi pun dilakukan dan menurut saya permintaan dari mereka tidak sesuai dengan visi dan misi yang kami lakukan terhadap pengembangan kain-kain tenun khas Batak (Toba, Pakpak, Simalungun, Karo, Sipirok)," tulis Merdi di dalam akun Facebooknya.

Selanjutnya esok Merdi mengaku bertemu dengan panitia dengan Jay selaku ketua koordinator karnaval di Hotel Dharmawangsa Jakarta.

"Dari dia saya mengetahui bahwa Femina menunjuk Edward Hutabarat untuk mendandani Presiden dan Ibu Negara."

"Dengan beberap pertimbangan kami menawarkan apakah bisa kolaborasi saya dengan Edo (Edward). Saya yang buat tekstilnya Edo utk fashennya dengan pertimbangan selama ini Edo jarang bahkan tidak berbuat Comunity Development para penenun ulos."

"Tapi rupanya kami tidak dipercaya untuk tugas negara, dan bersikap positif adalah langkah yg tepat. Kami tidak menerima tawaran kerja sama untuk mendandani Menteri tersebut. Tapi rupanya ada rencana lain dari Tuhan. Kami dipercaya untuk mendandani kelompok Horas Halak Hita dan Horas Halak Hita Ladies."

"Langkah yang kami lakukan adalah membawa aneka gaya tali-tali bukan hanya dari Toba tapi dari etnis yang lain untuk dipakai oleh para pria H3. Dan juga kelompok Parsanggul Naganjang lengkap dengan gaya baju kurung, songket toba dengan hiasan benang metalik serta kristal dipadankan dengan perhiasan simata godang."

"Kami sadar apa yang kami ketengahkan pasti akan menjadi pro dan kontra tapi setidaknya sejarah budaya harus diluruskan dan dikembalikan ketempatnya semula. Jalan masih panjang tapi paling tidak kita sudah memulainya."

Sementara itu, sebelumnya Rizaldi Siagian yang merupakan dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan Etnomusikologi mengaku selama melakukan penelitian budaya Batak tidak pernah melihat motif penutup kepala yang 'aneh' seperti dikenakan Presiden Jokowi itu.

"Bermaksud untuk menghormati Jokowi dengan memberikan kehormatan seperti Raja Batak, justru panitia kedatangan presiden menyuguhkan gaya busana yang memalukan dan akhirnya di-bully oleh netizen. Masa orang Batak mempermalukan Presidennya sendiri di rumahnya," katanya. (SSC)



BACA JUGA