
Kebun tebu dan pondok produksi saka di Bukik Batabuah.
Agam, sumbarsatu.com--Pemkab Agam melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Agam berupaya meningkatkan produksi saka. Pernyataan itu disampaikan Kepala Dishutbun Agam, Ir. Yulnasri, MM, Senin (2/5/2016), via ponselnya.
Berbagai langkah dilakukan untuk itu, antara lain melakukan perluasan kebun tebu menggunakan bibit unggul. Di samping itu juga menggunakan alat produksi mesin.
"Kalau biasanya petani tebu menggunakan tenaga hewan ternak untuk mengilang tebu, kini menggunakan mesin. Dengan demikian produksi lebih cepat dan bersih," kata Yulnasri.
Sementara Kabid Derkebunan Dishutbun Agam, Armelia mengatakan, produksi saka petani tebu di daerah itu mencapai 571 ton per 3 bulan.
"Produksi terbesar terdapat di Kecamatan Canduang, sekitar 300 ton per 3 bulan," kata Armelia.
Menurut Camat Canduang, Indra Dt. Baradai Ameh, saka diproduksi petani tebu di Nagari Bukik Batabuah, dan Lasi. Bukik Batabuah memproduksi saka sekitar 240 ton per 3 bulan, dan Lasi 60 ton per 3 bulan.
“Jorong Gobah merupakan penghasil saka terbesar di Nagari Bukik Batabuah. Sedangkan Jorong Pasanehan penghasil saka utama di Nagari Lasi,” ujar Dt. Baradai Ameh.
Saat ini, menurut camat, petani tebu di kecamatan itu sedang meningkatkan produksi gula semut. Karena ada tantangan dari pihak ketiga, yang mengaku bisa membantu pemasaran gula semut.
Di Kabupaten Agam terdapat 4 kecamatan penghasil saka. Kecamatan dimaksud adalah Canduang, Ampek Koto, Matur, dan Palembayan.
Yulnasri berharap, dengan adanya pengembangan tanaman tebu, produksi saka dan gula semut daerah itu akan meningkat, sehingga mampu memenuhi permintaan ekspor. (MSM)