Fly-Over Bukittinggi, Jalan Layang dan Harapan yang Melayang

Kamis, 28/05/2015 08:53 WIB

OLEH Asraferi Sabri, Sang Pejalan

Fly-Over alias Jalan Layang Aua Kuniang Bukittinggi, Sumatera Barat, awal tahun 2015 selesai dibangun. Fly-Over dengan rentang 700 meter membentang di atas jalan lama di kawasan Pasar Aua Kuniang. Anggaran yang dibabiskan untuk membangun Fly-Over  Rp96,8 miliar. Sumber dana dari APBN 2014.

Sekarang, setelah Fly-Over  dibangun, Pemda Kota Bukittinggi seperti mendapat sesuatu yang bisa ‘dibanggakan’. Bagaimana tidak; sebuah kota kecil, yang memiliki luas 25 km per segi, sekarang memiliki Fly Over seperti yang sudah lama ada di kota-kota besar.

Apakah dengan selesainya dibangun Fly-Over, Aua Kuniang sudah bebas dari kemacaten?

Dalam amatan ‘Sang Pejalan’, siang hari Fly-Over  dilewati truk sekali-kali saja. Kendaraan pribadi, dari arah selatan atau utara yang tidak memiliki tujuan ke Pasar Aua Kuniang melintasi Fly-Over . Itu juga tidak terlihat banyak.

Melihat kondisi jalan di bawah Fly-Over  --yang  sekarang terbelah dua— tetap saja macet.  Di bawah Fly Over sepeda motor, mobil di parkir di badan jalan. Bukan satu atau dua sepeda motor dan mobil diparkir, tapi ratusan. Dan para pedagang K-5 dengan ‘senang’ menggelar dagangan.  Para pembeli barang kebutuhan harian berdesakan di antara kemacetan jalan.

Bahkan di perlintasan pejalan kaki di bawah Fly-Over  para pedagang menggelar dagangan. Pembangunan Fly-Over  yang menelan dana hampir 100 miliar rupiah seperti memberi ‘berkah’ pada para pedagang. Begitu juga bagi pemilik mobil, dan sepeda motor. Jika hujan datang para pedagang tetap senang karena terlindung dari guyuran air. Begitu juga ketika panas, mereka terlindung dari sengatan matahari .

Seringkali kita mendengar nada bangga pimpinan kota, jika terjadi kemacetan. Jalan raya macet, apalagi di kawasan perdagangan seperti Pasar Aua Kuniang, itu seperti menandakan betapa ramai dan besarnya perputaran uang. Sehingga Pasar Aua Kuniang digadang-gadangkan sebagai Tanah Abang Kedua.

Pedagang di bawah fly-over Bukittinggi (Foto-Foto Afes)

Apa yang terjadi di Pasar Aua Kuniang, baik sebelum mau pun setelah Fly-Over dibangun, tidak ada bedanya. Tetap macet. Tidak tertata. Hak pengguna jalan raya tetap diabaikan. Pada waktu yang bersamaan, ada pihak yang dengan ‘enteng’ menikmati fasilitas umum tanpa beban.

Sejak mulai dibuka, sejak awal tahun –meski belum diresmikan secara resmi-- Fly-Over Aua Kuniang sudah menelan korban. Setidaknya sudah 4 orang pengendara sepeda motor meninggal karena kecelakaan. Fly-Over, Jalan Layang yang panjangnya tidak lebih 1 km itu, tidak hanya telah membuat nyawa melayang tapi juga membuat harapan menghilangkan kemacetan di

Aua Kuniang, Bukittinggi, melayang. Dan kita tidak tahu apa tanggapan dan apa yang ada dalam pikiran pemimpin kota?

Seorang kawan ‘Sang Pejalan’ mengatakan, untuk melihat keberhasilan atau ketidak-berhasilan pemimpin kota, lihat saja kondisi pasar di kota yang dia pimpin.*



BACA JUGA