Video Kekerasan Anak SD Tak Bisa Diakses Lagi

Sabtu, 11/10/2014 23:16 WIB
Kekerasan di SD Perwari Bukittinggi

Kekerasan di SD Perwari Bukittinggi

Bukittinggi, sumbarsatucom—Video kekerasan yang dilakukan murid sekolah dasar di dalam kelas yang diunggah di Youtube menurut keterangan pengunggah video itu terjadi di SD Perwari Bukittinggi, Sumatera Barat, tak bisa lagi diakses. 

Dalam tampilan link video itu tertulis: “Video ini telah ditandai sebagai pribadi oleh pengguna. Maaf!”

Sebelumnya, redaksi www.sumbarsatu.com link video yang menghebohkan dunia maya itu, pada pukul 21.30 WIB masih bisa diakses melalui Youtube. Saat itu, tercatat 301 kali tayang.

Video itu diunggah pengguna akun bernama “Bukittinggi Info” memberi judul “Kekerasan Anak SD”. Video ini ia unggah pada Sabtu, 11 Oktober 2014.

Kendati tak bisa lagi diakses lewat Youtube, tapi lewat link di laman Facebook, pengguna internet masih bisa menontonnya.

Berbagai kecaman muncul di sosial media. Ada yang mengatakan, video itu lebih kejam dari ISIS dan IPDN. Dan ada pula yang mengomentari keberadaan gurunya yang entah kemana saat kejadian itu. Ada pula yang meminta agar video itu tak usah disebarkan lagi.

Amoey Silvia Raxel, facebooker yang berkomentar di link video  itu menyesalkan perilaku anak SD itu. “Memalukan, masih SD sudah seperti itu kelakuannya,” komentarnya.

Sedangkan Nurul Kamal menyarankan agar link video ini tak disebarkan atau dipublikasikan. “Kalau kita tak bisa berbuat apa-apa, jangan disebar. Ini bisa ditiru bagi yang menonton,” katanya.

Sementara itu, John Edward Rhony dalam komentar menulis: “Ini tak bisa dibiarkan, lebih ganas lagi dari video mahasiswa IPDN yang menghebohkan beberapa tahun lalu.”

Video yang menghebokan itu menggambarkan kekerasan itu dilakukan murid-murid Sekolah Dasar Swasta Perwari Kota Bukittinggi. Kekerasan terjadi beberapa hari yang lalu dalam jam sekolah. Dalam video itu seorang murid perempuan dihajar secara bergantian oleh teman-teman selokalnya.

Kejadian itu tidak diketahui oleh guru maupun wali kelasnya. Dari informasi yang didapatkan di lapangan, awal kejadian hanya gara-gara uang yang diminta sama teman laki-lakinya tidak diberikan karena uangnya habis dan dijanjikan besok-besoknya sama si murid perempuan yang dihajar beramai-ramai tersebut.

Kepada wartawan, pihak sekolah mengakui memang telah terjadi kekerasan yang dilakukan oleh murid-muridnya dan telah memanggil orang tua dari murid-murid yang melakukan kekerasan tersebut.

Tapi pihak sekolah belum memberi sanksi tegas. Kejadian ini harus diselesaikan sesegera mungkin dan pihak -pihak terkait harus menindaklanjuti kejadian ini.

Walikota Bukittinggi Ismet Amziz yang dikonfimasi www.sumbarsatu.com membantah keras peristiwa kekerasan itu terjadi di Bukittinggi. 

"Saya sudah cek tayangannya di Youtube. Itu bukan di Bukittinggi," katanya singkat tanpa penjelasan lainnya.

Pihak terkait Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi dan pihak lainnya belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. (SSC/NA)



BACA JUGA