
Wali Nagari Pandam Gadang, Khairul Apit, pemakarsa pembangunan monumen sembilan suaha Pandam Gadang
Limapuluh Kota, sumbarsatu.com—Sembilan suhada Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, yang tewas saat peristiwa PDRI Koto Tinggi 10 Januari 1949 silam, Sabtu ( 10/1/2015) akan ditaburi bunga setelah jasad para pahlawan itu dikumpulkan di satu lokasi yang bakal dijadikan sebuah monumen.
Wali Nagari Pandam Gadang Khairul Apit, sebagai pemrakarsa disatukannya makam ke sembilan suhada Pandam Gadang itu, mengatakan bahwa selama ini jasad para pahlawan nagari Pandam Gadang itu makamnya berpencar-pencar.
“Tujuannya agar masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam melakukan acara peringatan terhadap jasa para pahlawan yang gugur di Titin Dalam saat Belanda menyerang pasukan PDRIdi Koto Tinggi itu,” katanya kepada sumbarsatu.com, Jumat (9/1/2/015).
Namun, kini, makam ke sembilan suhada itu sudah disatukan disatu lokasi yang bakal dijadikan sebagai monumen. Makam pahlawan itu dibangun tak jauh dari jembatan Titian Dalam persis berada di pinggir jalan Negara Nagari Padam Gadang menuju Koto Tinggi.
Menurut Khairul Apit, saat Agresi Belanda tahun 1949 lalu, ketika serdadu Belanda akan menyerang tentara PDRI di Koto Tinggi, namun ketika para serdadu kolonial Belanda itu sampai di Jembatan Titian Dalam, mereka dihadang oleh para pejuang Nagari Pandam Gadang.
“Dalam peristiwa berdarah di jembatan Tititn Dalam itu, sembilan sudaha Nagari Pandam Gadang tewas. Para sudaha yang gugur 10 Januari 1949 itu adalah Syafri MP, Muin, Nyik Ali, Engku Kayo Zakaria, Radian, Abas, Dirin, Manus dan Mak Dirin,” ujar Khairul Apit.
Diungkapkan Khairul Apit, Sabtu besok, Bupati Limapuluh Kota, Alis Marajo, bersama Muspida Limapuluh Kota serta sejumlah pejabat dan masyarakat Pandam Gadang akan melakukan acara tabur bunga di makam sembilan suhada Pandam Gadang yang baru selesai dibangun itu.
“ Warga Nagari Pandam Gadang berharap, sembilan suhada yang terbaring di monumen itu jasanya selalu akan dikenang masyarakat, setidaknya setiap tanggal 10 Januari akan dilakukan acara tabur bunga,” ujar Khairul Apit.
Menurut Khairul Apit, sebagai upaya balas jasa terhadap para suhada yang gugur itu, di lokasi makam sembilan suhada itu akan dibangun monumen yang dilengkapi dengan relif serta WC umum. Sehingga para wisatawan sejarah akan berkunjung ke Koto Tinggi akan mampir dulu di monumen Pandam Gadang.
“Untuk mewujudkan pembangunan monumen itu dibutuhkan dana cukup besar. Namun, kami berharap ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemkab Limapuluh Kota serta para donatur yang peduli terhadap nilai-nilai sejarah yang terjadi di negeri ini,” harap Khairul Apit. (SSC)
Laporan Aspon Dede