Pemutaran Film Senyap di Beberapa Kota Dilarang Militer

Kamis, 11/12/2014 10:02 WIB
Pemutaran Film Senyap di Beberapa Kota Dilarang Militer

Pemutaran Film Senyap di Beberapa Kota Dilarang Militer

Malang, sumbarsatu.com—Panitia pemutaran film Senyap  atau The Look of Silent di Malang batal menggelar acara nonton bareng karena diintimidasi dan diteror. Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang berniat memutar film dokumenter karya Joshua Oppenheiner itu didatangi tentara pada Selasa, 9 Desember 2014. Mereka diminta membatalkan pemutaran film yang dimaksudkan untuk memperingati Hari HAM, 10 Desember.

Koordinator Lembaga Bhineka, Andry Juni, menyatakan, militer mendatangi mahasiswa yang berniat memutar film dokumenter berdurasi 98 menit itu. Lembaga Bhinneka bekerja sama dengan sejumlah organisasi dan kelompok masyarakat berniat memutar Senyap  serentak di tujuh tempat di Malang, Rabu malam ini pukul 19.00. “Dia ketakutan setelah didatangi militer,” kata Andy, Kamis (11/12/2014) seperti dilansir http://citizendaily.net/.

Intimidasi juga terjadi di Warung Kelir, Malang. Diskusi film Senyap  di Warung Kelir dibubarkan paksa di tengah acara, saat sesi tanya jawab oleh pengurus Rukun Warga 4, Kelurahan Klojen. Ketua RW 4, Gunarno, mengatakan bahwa acara tersebut telah meresahkan warga, selain tidak ada izin mulai RT hingga kelurahan.

“Bahkan dari kepolisian juga tidak ada izinnya sehingga kami minta acara dihentikan,” katanya di sela-sela rencana panitia berniat memutar kembali film ini.

Namun, pemutaran di Universitas Machung tetap diputar sesuai jadwal. Panitia menghadirkan dua narasumber, yakni dosen Universitas Machung, Daniel Stephanus, dan Wakil Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi NU), Agus Sunyoto.

“Panitia di Universitas Machung juga didatangi aparat militer, tetapi pemutaran film tetap dilanjutkan,” kata Daniel.

Komandan Komando Distrik Militer 0833/Bhaladika Jaya, Letnan Kolonel Gunawan Wijaya, mengingatkan bahwa pemutaran film tersebut bisa menimbulkan dampak gesekan antarkelompok. Menurutnya, selama ini Kota Malang telah dalam kondisi yang kondusif.

Gunawan mengaku belum pernah menonton film dokumenter karya Joshua yang juga sutradara film dokumenter Jagal atau The Act of Killingitu. Namun, ia mengatakan telah memperoleh informasi mengenai materi film tersebut. Intinya, kata dia, semua film boleh diputar asal tidak menyebarkan ideologi terlarang.

“Saya bertugas menjaga stabilitas, keutuhan berbangsa dan bernegara. Paham komunis tidak boleh hidup di negara ini. Saya tidak membenci garis keturunannya,” kata Gunawan. (SSC/NA)



BACA JUGA