Indra Sakti Nauli, Wartawan Humanis dan Ayah bagi Ratusan Anak

DIA TELAH PERGI

Selasa, 14/10/2025 08:31 WIB
Almarhum Indra Sakti Nauli bersama istri tercnta Helma Tuti foto dok

Almarhum Indra Sakti Nauli bersama istri tercnta Helma Tuti foto dok

Padang, sumbarsatu.com — Dunia jurnalistik Sumatera Barat kembali berduka. Indra Sakti Nauli, wartawan senior yang dikenal sebagai sosok humanis dan penulis feature terbaik dari Ranah Minang, berpulang ke Rahmatullah pada Senin, 13 Oktober 2025, pukul 19.37 di RSUD dr. Rasidin, Kota Padang. Ia meninggal dalam usia 60 tahun.

Sebelum meninggal, pagi hari, Indra mengeluhkan ada rasa sakit di bagian lehernya. Lalu, ia dibawa ke rumah sakit di Kota Padang. Ada empat rumah sakit diturut (Hermina, Yos Sudarso, M Djamil, dan Ibnu Sina) tapi keempat rumah sakit tidak bisa menerima dengan perbagai alas an. Lalu, sekira pukul 13.00, Indra Sakti Nauli diterima di RSUD dr Rasidin, Kuranji. Enam jam kemudian, sosok penyapa ini, menghembuskan napas terakhirnya. innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

Kabar duka ini cepat menyebar di kalangan jurnalis, sastrawan, budayawan, dan sahabat almarhum. Media sosial seketika dipenuhi ucapan belasungkawa dan kenangan manis tentang sosok yang akrab disapa Mak In atau Opung itu.

Sejak malam, rumah duka dipenuhi handai tolan, kerabat, dan warga sekitar yang datang silih berganti memanjatkan doa bagi almarhum — sosok yang dikenal ramah, santun, dan penuh empati.

Utjok Khalifendri, kakak almarhum, tampak tabah menerima kepergian adiknya.

“Indra adalah adik yang patuh dan sangat menghormati keluarga,” ujarnya pelan, Senin malam.

Rasa kehilangan juga datang dari sahabat-sahabat lama seperti Asril Koto, Khairul Jasmi, Gusfen Khairul, Aldian, dan Hendra Dupa, John Nedi Kambang, Noval Wiska, Ucok Nofrianto, dan lainnya.

“Sungguh berat hati ini menerima kabar kepergian sahabat baik kami, Indra Sakti Nauli, yang telah berpulang ke Rahmatullah,” kata Gusfen Khairul.

“Mari kita panjatkan doa dan memaafkan segala khilafnya. Semoga Allah Swt. mengampuni dosa dan kesalahannya, menerima amal kebaikannya, serta menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya,” tikuk Aldian.

Asril Koto menambahkan, “Engkau telah menulis banyak kebaikan di hati kami. Semoga surga menjadi tempat istirahatmu yang abadi.”

 “Saya, Gusfen Khairul, Nasrul Azwar, Asril Koto, Aldian, dan almarhum tergabung dalam grup WA kecil bernama New Dilan Boy Band — wadah berbagi cerita, tawa, dan kenangan yang kini terasa hening,” kenang Khairul Jasmi.

Indra Sakti Nauli adalah wartawan sejati. Sejak muda, ia menapaki dunia pers dengan kesungguhan dan cinta pada kata-kata. Ia pernah menulis untuk Harian Singgalang, Harian Pelita, Majalah Forum Keadilan, SKM Canang, Marapi, Tabloid BIJAK, dan sejumlah media lainnya.

Terakhir, bersama Asril Koto, Afrimen Maena, dan Boy Dasman, ia mengelola media daring padanginfo.com, di mana ia menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi.

Meski berdarah Batak, Indra dikenal “sangat Minang” dalam kesehariannya.

“Kami sering menggodanya soal itu, tapi dia selalu tertawa. Ia orang baik, tak pernah marah,” ujar Khairul Jasmi.

Indra Sakti Nauli meninggalkan jejak panjang dalam dunia jurnalistik Sumatera Barat — seorang wartawan yang menulis dengan nurani, sahabat yang hangat, dan pendidik yang mencintai anak-anak.

“Saya kehilangan sahabat, teman diskusi, dan rekan berbagi informasi selama hampir 40 tahun,” tulis Yurnaldi, Pemimpin Redaksi indeksnews.com, dalam catatan kenangannya yang diunggah tak lama setelah kabar duka beredar.

Menurut Yurnaldi, Indra adalah wartawan yang tulus, penuh semangat, dan teguh menjaga idealisme jurnalistik.

“Ia tak pernah lelah berbagi cerita, menebarkan senyum, dan menyalakan semangat di tengah rekan-rekannya. Baginya, kerja jurnalistik adalah amanah yang dijalankan dengan hati nurani,” kenangnya.

 Jurnalis senior dan budayawan Yulfian Azrial (Yum A.Z.) turut menuliskan kesan mendalamnya. Ia mengenang keakraban mereka sejak awal 1980-an, ketika sama-sama menjadi penulis muda di Singgalang dan Haluan.

“Kami berteman akrab sejak awal 1980-an. Opung Indra itu idealis, santun, dan setia pada dunia kebudayaan. Ia alumni SMA Adabiah yang sangat mencintai almamaternya,” tulis Yum A.Z.

Penulis Zakirman Tanjung juga mengenang kebaikan almarhum dalam banyak momen kecil yang membekas.

“Sekitar tahun 1999, ketika saya kesulitan mencari bahan berita, Da ISN meminjamkan dokumen penting miliknya. Itu sangat berarti bagi saya,” kenangnya.

“Beberapa tahun lalu, beliau bahkan datang membawa dua kantong tahu jualannya di Simpang Tigo Lubuak Minturun. Sederhana, tapi penuh makna,” tulisnya. 

“Ayah” bagi Anak Didik

Selain dikenal sebagai wartawan, almarhum juga aktif dalam dunia pendidikan. Ia merupakan anggota Pengawas Yayasan Sekolah Oemoem (YSO) Adabiah Padang, serta pengelola Taman Kanak-kanak Islam Smart di Kompleks Cendana, Mata Air, bersama istrinya, Helma Tuti.

Di TK ini, anak-anak memanggilnya dengan sebutan penuh kasih: “Ayah.”
Selama sepuluh tahun terakhir, pasangan ini menanamkan nilai-nilai kasih, kedisiplinan, dan keceriaan melalui metode belajar sambil bermain.

“Kami bermain bersama dalam program yang menyenangkan. Ada English for Children, mengaji dengan metode Kibar, dan praktik salat Dhuha setiap hari,” ujar Helma Tuti mengenang.

Anak-anak juga diajarkan membaca dengan metode Abiba, yang memungkinkan mereka bisa membaca dalam waktu tiga bulan. Mereka belajar menulis dan berhitung melalui pendekatan yang lembut dan menggembirakan — ruang belajar yang hidup dengan tawa dan semangat.

Kini, sosok “Ayah” bagi ratusan anak itu telah berpulang, meninggalkan kenangan indah dan nilai-nilai kebaikan yang akan terus hidup di hati banyak orang.

Rencananya, almarhum Indra Sakti Nauli akan dimakamkan pada Selasa, 14 Oktober 2025, di pandam pekuburan Jirek, Subarang Padang, setelah disalatkan di masjid dekat rumah duka, Kompleks Adinegoro Blok D-4, Batang Kabuang Gantiang, Koto Tangah, Padang.

Selamat jalan, Indra Sakti Nauli — wartawan humanis, sahabat sejati, dan penulis feature terbaik dari Ranah Minang. Namamu akan tetap hidup dalam setiap cerita dan hati yang pernah kau sentuh dengan tulisanmu. ssc/mn



BACA JUGA