Bus TNI AU siaga di BIM, antisipasi kalau angkutan darat mogok, Rabu (19/11).
Padang, sumbarsatu.com— Pihak PT Angkasa Pura II di Bandara Internasional Minangkabu (BIM) Padang Pariaman, Sumatera Barat, menyediakan bus untuk siap siaga sebagai antisipasi jika terjadi mogok angkutan darat, Rabu (19/11/2014).
Dalam pantauan sumbarsatu.com di BIM, terlihat satu unit bus bantuan dari TNI Angkatan Udara didatangkan atas permintaan dari pihak PT Angkasa Pura II BIM. Bus itu direncanakan akan mengangkut penumpang dari terminal bandara ke luar jika angkutan darat yang selama ini beroperasi di bandara melakukan aksi mogok.
Seperti diketahui, hari ini, Rabu, Organda mengajak anggotanya untuk mogok nasional, namun imbauan ini tak berjalan sesuai rencana. Angkutan darat yang dikhawatirkan mogok itu adalah Taksi Blue Bird, Kosti, Exspres, dan angkutan lainnya.
Manager Operasional PT Angkasa Pura II BIM, Alzog Pendra Budi mengatakan, bus tersebut akan siaga hingga tiga hari ke depan.
"Ia beroperasi kalau angkutan darat lain tidak beroperasi lagi," katanya Rabu (19/11/2014).
Selain bantuan dari TNI AU, dikabarkan juga akan datang bantuan satu unit bus dari Kodim 0308 Padang Pariaman, dan satu bus Angkasa Pura II.
Sementara itu Manager Komersial PT Angkasa Pura II BIM, Fendrick Sondra mengatakan, hingga sekarang angkutan darat di BIM masih beroperasi normal. Belum ada yang mogok. Kalau mogok, mereka akan dikenai pinalti nantinya sesuai yang dibunyikan pada lembaran kesepakatan yang telah ditandatangani bersama, baik bersama pihak Blue Bird, Kosti, Exspres, dan lainnya.
Soal kenaikan tarif argo taksi pascakenaikan BBM Rp2000 per liter belum ada informasi. Sepertinya angkutan darat di bandara masih memberlakukan tarif lama, karena kalau mereka menaikkan tarif, sebelumnya harus berkoordinasi dengan pihak PT Angkasa Pura II BIM.
Menurutnya, sampai sekarang belum ada koordinasi. Rencana kapan koordinasi juga belum. Namun bagi Angkasa Pura sifatnya cuma menunggu keputusan Pemerintah dan Organda. Kalau sudah diputuskan Angkasa Pura tinggal penyesuaian. Namun tetap perlu koordinasi dengan pengelola angkutan tadi.
"Masalahnya kenaikan tarif ini menyangkut fee yang mesti desetorkan ke PT Angkasa Pura II," kata Humas PT Angkasa Pura, Yosrizal.
Besaran komisi yang diberikan kepada AP II, dihitung berdasarkan besaran tarif yang dipakai pihak pengelola angkutan darat. Kalau tarif naik, komis juga harus naik.
"Masa iya mereka saja untung, kita tidak. Harus setor komisi, mereka kan sudah diberi izin waktu dan tempat masuk ke bandara, jadi mereka harus setor fee," ujar Yosrizal.
“Untuk menetapkan besaran fee itu nanti, tentu bunyi kesepakatan diubah lagi. Jadi harus buat MoU (Memorandum of Understanding) baru," tambahya.
Sementara itu Kepala Cabang Blue Bird, Ahmad mengatakan, pihaknya tidak mengindahkan imbauan untuk mogok nasional. Soalnya ia lebih mementingkan kebutuhan konsumen terhadap angkutan, kesejahteraan karyawan dan lainnya.
"Kami tetap beroperasi seperti biasa. Normal," kata Ahmad.
Begitupun dengan taksi Blue Birds yang masuk bandara, juga seperti biasa. Soal tarif ia masih menunggu keputusan pemerintah. Hingga sekarang ada sekitar 150 unit taksi Blue Bird yang beroperasi di Kota Padang. (SSC-6)