Hari Ini KABA Festival X 2025 "Nan Balega" Ditampilkan di Taman Budaya Sumatera Barat

42 TAHUN NAN JOMBANG BERKARYA

Rabu, 09/04/2025 08:31 WIB
-

-

Padang, sumbarsatu.com—Sejak hari ini, Rabu, 9 April 2025 hingga tiga hari ke depan, Nan Jombang Dance Company mulai menggelar perhelatan KABA Festival X 2025 di kawasan Taman Budaya Sumatera Barat.  Ada 15 seni-seni tradisional dengan beragan bentuk akan ditampilkan dalam iven strategis kebudayaan KABA Festival X 2025 Nan Belega yang merupakan saah satu rangkaian kegiatan yang telah mulai sejak Januari lalu.

Program strategis kebudayaan KABA X Festival Nan Jombang Dance Company adalah program yang dilakukan untuk memajukan kebudayaan dari Kementerian Kebudayaan yang didukung Danaindonesiana-LPDP. Program ini meliputi perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan. 

“KABA Festival X 2025 Nan Balega salah satu rangkaian kegiatan yang khusus menampilkan seni-seni tradisi yang berkembang di Sumatera Barat. Ada 15 kelompok dan sanggar seni tradisi yang akan menyuguhkan kekayaan seni-seni tradisi kita, antara lain sirompak, ulu ambek, silek, randai, tarian, dan dari Mentawai tampil tari Turuk Laggai,” kata  Anggar Mefri, Direktur Festival, Rabu (9/4/2025).

Sebelumnya, beberapa giat dalam rangkaian KABA Festival X 2025 telah dilaksanakan, antara lain Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema Peta Jalan Program Strategis Lima Tahun ke Depan Nan Jombang Dance Company dan KABA Festival, Lokakarya Kepenulisan dan Apresiasi Seni Pertunjukan, dan Lokakarya Perarsipan dan Dokumentasi. Semua program ini melibatkan elemen komunitas seni, pelaku seni, budayawan, seniman, pihak terkait lainnya.

“Hari ini akan tampil Perguruan Seni Singo Barantai Padang, Sanggar Umbuik Mudo, Maninau, Agam, dan Sanggar Seni Buluah Parindu, Kabupaten Limapuluh Kota,” tambah Angga Mefri.

Selain penampilan seni tradisi, tambah Angga Mefri, ada yang spesial di KABA Festival X 2025 Nan Balega dengan suguhan lagu-lagu khas dari KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan). Penampilan KPJ akan membuat suasana tambah meriah.

KABA Festival 2025 bukan hanya menjadi ajang perayaan perjalanan panjang Nan Jombang, tetapi juga momentum strategis untuk membuka ruang baru bagi pertumbuhan seni tradisi dan kontemporer yang berakar kuat pada tradisi.

Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi Nan Jombang Dance Company, yang genap 42 tahun menorehkan kiprah di dunia seni pertunjukan. Sejak berdiri pada 1983 di Padang, kelompok tari kontemporer ini tak henti-hentinya mengangkat nilai-nilai budaya Minangkabau ke panggung dunia. Penampilan mereka telah menembus empat benua—Amerika, Eropa, Australia, dan Asia—dengan gaya khas yang memadukan tradisi dan kekinian.

Tak hanya eksis di panggung global, Nan Jombang juga dikenal sebagai pionir penyelenggara festival tari di Indonesia. Sejak 1988-2003, Gelanggang Tari Sumatera memberikan kemanfaatan bagi perkembangan tari di Sumatera dan dan Indonesia. Inisiatif ini berkembang menjadi Padang Bagalanggang. Lalu bertransformasi menjadi KABA Festival pada akhir tahun 2014.

“Konsistensi ini menjadikan Nan Jombang sebagai salah satu motor penggerak penting dalam ekosistem seni pertunjukan berbasis tradisi di Indonesia. KABA Festival X 2025 ini merepresentasikan konsistensi itu,” ujar Indra Utama, seorang pengamat seni pertunjukan dan kini menjadi Direktur INS Kayutanam, Rabu (9/4/2025).

Pertunjukan KABA Festival X 2025 dipusatkan di Taman Budaya sejak pukul 16.00 hingga selesai.

Berikut deskripsi kelompok seni yang akan tampil di KABA Festival X 2025 Nan Balega:

  1. Perguruan Seni Singo Barantai Padang

Dalam KABA Festival X 2025, perguruan ini menampilkan tari Babuai dan Seni Silek dalam Alek Silaturahmi.

Tari Babuai berasal dari Pauh Kota Padang, dan menggambarkan perjalanan hidup seorang petani, dari rumah hingga ke ladang. Terdiri dari 12 gerakan bermakna (maknawi) yang penuh aksen atau sentakan, di antaranya: maagah anak, buaian anak, malenggang, rantak kudo, mambajak, mamadek pamatang, batanam, manyabik, mairiak, manampih padi, barabah pulang mandi, dan saik galamai.

Keunikan tari ini terletak pada kombinasi gerak yang lembut dan kuat. Dahulu, tari Babuai juga digunakan sebagai latihan fisik bagi anak sasian sebelum belajar silek, karena gerakannya memperkuat otot tangan, lengan, kaki, tumit, sendi, bahu, dan kepala. Hingga kini, tari ini tetap dilestarikan oleh Perguruan Seni Tradisi Singo Barantai. Para penari tari Babuai adalah Fadillah, Gea Vana Kurniawan, Sonia, dan Reva.

Selanjutnya ditampilkan Silek Tradisi dalam Alek Silaturrahmi. Pertunjukan ini menggabungkan pasambahan dengan silek Pauh, salah satu aliran silat tradisional yang masih dilestarikan di Perguruan Singo Barantai. Pasambahan merupakan bentuk komunikasi dua arah antara tuan rumah (si pangka) dan tamu (alek nan datang), sedangkan pencak silat adalah seni bela diri khas Minangkabau.

Silek Pauh di perguruan ini merupakan perpaduan dari berbagai aliran silat yang berkembang di Minangkabau. Dalam pertunjukan ini ditampilkan silat berpasangan putra, silat berpasangan putri, dan ditutup dengan tari Babuai.

Para pandeka yang tampil adalah Panda Lara Sakti, Galuh Putra, Savana. Magdalena, Fauzan, Meri Rhama Nelly, dan Melly Merdeka Sari. Untuk pemusik hadir Irwandi, Asmirwan Rajo Basa. Dodi Mirsal Malin Sutan, Ritto Unnarto, Aditya Sapta Putra,  dan Miftah Aulianty. Sedangkan untuk untuk tata kostum ditangani Yosi Nofa, tata rias Yani Sa’diah Tanjung dan pelatih Irwandi.

  1. Sanggar Umbuik Mudo, Maninau, Agam

Sangggar Seni Umbuik Mudo didirkan 2009 yang berasal dari Jorong Tanjung Sani, Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam. Nama umbuik mudo bermakna cikal bakal tunas yang akan tumbuh sebagai  filosofi visi dan misi grup ini.  Sanggar Umbuik Mudo telah tampil di perbagai ajang antara lain Festival Tambua Tansa dalam berbagai tingkatan. Dan pernah tampil di Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat.

Pada KABA Festival X 2025 Nan Balega menampilkan Gandang Tambua Tansa "Rang Sibunian Baralek Gadang” dengan Amirul Akbar (pemain tansa). Untuk pemain tambua Iqraulfiddin, Fadel Arisman, Ihsan, Habiburrahman, Riski, Yuza, dan Rayan. Sanggar Seni Umbuik Mudo di bawah bimbingan Adrian Sutan Mudo

 3. Sanggar Seni Buluh Perindu

Sanggar ini merupakan UPTD SDN 01 di Jorong Solok Dalam, Nagari Solok Bio-Bio, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota, yang memokuskan pada seni tradisi randai. Sanggar Seni Buluh Perindu dibinan Riawati dan Herman Datuak Majobosa

Pada KABA Festival X 2025 Nan Balega menampilkan randai Si Bujang Joki (Siti Baheram).

Sinopsis

 Cerita ini diangkat dari kisah tragis Siti Baheram, seorang tokoh terpandang di daerah Sungai Pasak. Ia dibunuh oleh Bujang Joki, anak dari seorang perempuan yang bekerja di rumahnya.

Bujang Joki adalah pemuda yang kecanduan narkoba dan minuman keras. Dalam kondisi terdesak karena tak memiliki uang untuk membeli barang haram itu serta ingin berjudi di alek nagari, ia tega merampok dan membunuh Siti Baheram.

Namun, perbuatannya tak luput dari balasan. Bujang Joki akhirnya dihukum mati sesuai hukum adat yang berlaku di Pariaman.

Pemain:

Bujang Joki (Boby Wahyudi), Siti Baheram (Diva Aurel), Gambuik (M. Hanafi), Angku Kapalo (Gema Zikri Pratama), Mandeh Joki (Salsabila Fardean), Mandeh Siti Baheram (Ririn Chayrunisa), Dubalang (Rizki Amaludin dan Rafi Hidayat), panyabik rumpuik (Albi Sukri dan Muhammad Iklas Maulana), galombang (Albi Sukri, Raka Alfian, Nadim Zahwan, Bimo Putra Ridwan, Revan Fulkaendra, Muhammad Azam, Rafa Alzikri, Rohil Pratama, Muhammad Ikhlas Maulana, dan  Kenzi Putra Pratama). Untuk pemusik (Diva Aurel, Ririn Chayrunisa, M. Hanafi, Rizki Amaludin, dan Rafi Hidayat). SSC/MN



BACA JUGA