
Kekerasan di SD Perwari Bukittinggi
Padang, sumbarsatucom—Menanggapi tindakan kekerasan fisik yang terjadi di SD Perwari Bukittinggi dengan pengeroyokan terhadap seorang murid perempuan, semua pihak dinilai lalai dan ikut berkontribusi sehingga kasus itu meruyak, terutama di media sosial.
Penilai itu dikatakan Kuswardani Susanti Putri, seorang psikolog yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Padang, ketika www.sumbarsatu.com meminta komentarnya terhadap kasus kekerasan itu, Selasa (14/10/2014) di ruang kerjanya Rumah Sakit Jiwa HB Saanin.
Psikolog yang juga praktik di RSJ Puti Bungsu Padang meminta kepada orangtua dan guru agar memberikan pendidikan karakter dan menghargai hak-hak orang lain.
“Harus ada interaksi yang baik antara anak dan orangtua. Orangtua harus welcome dalam menanggapi apa yang disampaikan oleh anak, bukan sebaliknya dengan mengabaikan apa yang disampaikan mengabaikan perubahan yang terjadi pada anak,” katanya.
Selain itu, harus ada interaksi yang intensif baik antara anak dan orangtua. Orangtua harus welcome dalam menanggapi apa yang disampaikan oleh anak, bukan sebaliknya dengan mengabaikan apa yang disampaikan dan mengabaikan perubahan yang terjadi pada anak,” kata Kuswardani Susanti Putri.
Selain itu, ia meminta kepada orangtua dan guru agar memerhatikan perubahan dan melihat indikasi yang terjadi pada perilaku anak.
Orang tua juga harus jelasklan kepada anak, mana hal yang boleh dan bisa dilakukan dan mana yang tidak.
“Saya sarankan agar sekolah memasan CCTV pada masing-masing kelas sebagai media kontrol,” kata wanita yang tinggal di kawasan Andalas Parak Kopi ini.
Hal senada juga disampaikan Dr Sulistina Dewi, Sp.Kj, selaku psikiatri di RSJ HB Saanin Padang. Sulistina Dewi berharap agar orangtua memperhatikan perubahan emosi dan tingkah laku pada anak. Sehingga bisa dideteksi apakah anak ini mengalami tindakan bullying ataukah ada hal lain yang mengganggunya.
“Semua pihak terlibat, kita tidak bisa saling menyalahkan,” katanya.
Psikiatri ini juga mengharapkan agar anak tidak dilepas begitu saja oleh orangtua. Jika ada perilaku yang berulang, maka harus ada intervensi. Orangtua juga harus mendampingi anak pada saat menonton televisi maupun bermain game internet.
Wanita yang juga praktik di RSI Siti Rahmah Padang berharap agar ke depannya ada kerja sama antara tim kesehatan dengan pihak sekolah untuk melakukan penyuluhan soal tindakan bullying ini. (SSC)
Reporter: Yulida Maran