Pasbar, sumbarsatu.com-- Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) menggelar Rapat Koordinasi, Sinkronisasi, dan Evaluasi Program pada Kamis (23/10/2025) di Aula Kantor Bupati setempat.
Rakor dibuka oleh Bupati Pasbar, Yulianto, serta dihadiri oleh perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat dan Ketua TP-PKK Pasbar Ny. Sifrowati Yulianto selaku narasumber.
Turut hadir Kepala Dinas DPPKBP3A Anna Rahmadia, para kepala OPD, camat, wali nagari, dan pihak terkait lainnya.
Bupati Pasbar Yulianto dalam arahannya menegaskan bahwa Forum Rapat Koordinasi TP3S tingkat kabupaten merupakan wadah bagi Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) serta mitra kerja lainnya untuk mensinergikan upaya-upaya yang mendukung percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Pasaman Barat.
Kegiatan ini dilakukan secara periodik untuk mengetahui perkembangan percepatan penurunan stunting secara berjenjang.
“Fokus kita bersama pada rapat koordinasi kali ini adalah bagaimana upaya menuntaskan penanganan terhadap keluarga berisiko stunting yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Upaya ini bukan hanya bertujuan mendeteksi penyebab terjadinya stunting, tetapi juga memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran dan melakukan intervensi segera bagi keluarga yang berisiko,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa berbagai program yang telah disusun oleh pemerintah menjadi tugas bersama untuk dilaksanakan secara terarah agar memperoleh hasil yang diharapkan.
Ia juga meminta camat dan wali nagari agar mengawal dan memastikan kampung KB terbentuk di wilayah masing-masing, serta menjalin koordinasi dengan OPD terkait dalam pelaksanaannya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kepala Tim Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik, Rismiati, menyebutkan bahwa prevalensi stunting di Pasbar pada tahun 2023 sebesar 29,7 persen.
Sementara pada tahun 2024 turun menjadi 26,6 persen, atau mengalami penurunan sebesar 3,1 persen berkat kolaborasi bersama. Salah satu upaya pencegahan stunting dapat dilakukan melalui konsumsi protein hewani dan pemanfaatan kearifan lokal, seperti ikan.
“Meskipun prevalensi stunting di Pasbar menurun, namun apabila dibandingkan dengan angka nasional dan Provinsi Sumatera Barat, prevalensi stunting masih tergolong tinggi. Melalui gerakan orang tua asuh, kita berupaya membantu anak-anak yang berisiko stunting secara gotong royong dan ikhlas. Melalui rakor ini, besar harapan kami agar konvergensi di Pasbar semakin kokoh dalam menurunkan angka stunting hingga ke tingkat nagari,” ujarnya.
Sementara itu, dalam laporan panitia yang disampaikan oleh Kepala DPPKBP3A Pasbar Anna Rahmadia, dijelaskan bahwa kegiatan rakor ini merupakan pelaksanaan kedua di tahun 2025.
Rakor bertujuan menyatukan pemahaman antara TP3S tingkat kabupaten, kecamatan, dan nagari dalam melaksanakan program serta tugas bersama sesuai peran dan tupoksi masing-masing.
“Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di Pasbar berdasarkan data mencapai 24.616 KK. Berbagai penyebab risiko antara lain kekurangan nutrisi, jamban yang kurang layak, dan sebagainya. KBS terbanyak berada di Kecamatan Pasaman dengan 4.359 KK, sedangkan yang terendah di Kecamatan Sasak dengan 734 KK. Sasaran sebanyak ini tentu tidak bisa ditangani oleh satu OPD saja, perlu penguatan serta kerja sama semua pihak,” terang Anna. (ssc/nir)