Simpang Empat, sumbarsatu.com — Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar melanda Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan menimbulkan kemacetan di ruas jalan utama.
Pantauan di lapangan, antrean kendaraan truk, bus, dan mobil pribadi tampak mengular di SPBU Batang Toman dan SPBU Batang Lingkin, Kecamatan Pasaman.
Sementara SPBU Sariak di Kecamatan Luhak Nan Duo tidak beroperasi sejak sepekan terakhir, kecuali menjual Pertamax, sehingga suasana di lokasi tersebut tampak sepi.
Akibat kelangkaan ini, banyak pengendara terpaksa membeli BBM dari pedagang pertamini di pinggir jalan dengan harga lebih tinggi.
“Sekarang susah sekali mencari BBM di Pasbar, antrean panjang di dua SPBU Batang Lingkin dan Batang Toman. Saya terpaksa beli di pertamini seharga Rp12.000 per liter,” ujar Andi, salah seorang warga, Rabu (15/10).
Kepala Kepolisian Sektor Pasaman, AKP Zulfikar, ketika dikonfirmasi melalui telepon, membenarkan adanya pengurangan kuota BBM untuk wilayah Pasaman Barat.
“Benar, saat ini terjadi pengurangan kuota untuk SPBU di Kabupaten Pasaman Barat. Kami sudah menginstruksikan agar pembeli hanya dilayani dua kali pakai barcode,” jelas Zulfikar.
Kebijakan pembatasan tersebut diterapkan untuk mencegah penimbunan dan memastikan distribusi BBM tetap merata. Ia juga menyebut, aparat kepolisian disiagakan di sejumlah SPBU untuk melakukan pengawasan.
“Untuk SPBU Batang Toman sudah kami tempatkan anggota di sana. Kami juga menindak tegas SPBU yang melanggar aturan,” tegasnya.
Menurut Zulfikar, antrean kendaraan yang mengular di dua SPBU disebabkan tidak beroperasinya SPBU Sariak Luhak Nan Duo, sehingga kendaraan menumpuk di Batang Toman dan Batang Lingkin.
Ia menambahkan, pengawasan distribusi BBM akan terus dilakukan agar kelangkaan tidak berkepanjangan dan tidak merugikan masyarakat pengguna BBM bersubsidi. ssc/nir
