Selasa, 30/09/2025 14:37 WIB

Banjir Masih Menghantui, Early Warning System Jadi Kunci Keselamatan Warga

Jakarta, sumbarsatu.com– Setiap musim hujan, banjir selalu menjadi momok di banyak daerah di Indonesia. Bencana ini bukan hanya merusak infrastruktur dan mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada Maret 2025 lalu saja, banjir di wilayah Jabodetabek menyebabkan kerugian hingga Rp1,6 triliun.

Salah satu persoalan utama dalam penanganan banjir adalah keterlambatan informasi. Warga sering kali baru menyadari bahaya ketika air sudah masuk ke rumah, sehingga waktu untuk menyelamatkan diri sangat terbatas. Di titik inilah peran early warning system (sistem peringatan dini) menjadi sangat penting.

“Sayangnya, tidak banyak pemerintah daerah yang memiliki perangkat peringatan dini banjir. Padahal dengan teknologi ini, risiko kerugian bisa ditekan, baik dari sisi ekonomi maupun keselamatan masyarakat,” ujar M. Abghi Giffary, Product Manager PT Nusa Network Prakarsa dalam relis yang diterima sumbarsatu, Selasa (30/9/2025)/ 

Menurut Abghi, teknologi harus dilihat bukan sekadar sebagai alat, melainkan sebagai investasi jangka panjang.

“Dengan early warning system, keputusan bisa diambil lebih cepat, koordinasi lebih terarah, dan korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin,” tambahnya.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah Nada, perangkat IoT untuk sistem peringatan dini yang dikembangkan PT Nusa Network Prakarsa. Nada menggunakan sensor berstandar IP68 yang tahan kondisi ekstrem, serta tenaga surya sebagai sumber daya utama sehingga bisa beroperasi mandiri. Data dikirim secara real-time melalui jaringan seluler hingga 4G, bahkan bisa ditingkatkan ke satelit.

Keunggulan lain dari Nada adalah kemampuannya memantau berbagai parameter banjir. Water level sensor berbasis radar dapat mendeteksi ketinggian air hingga 40 meter tanpa komponen terendam.

Rain gauge sensor mampu mengukur intensitas hujan dengan resolusi 0,2 milimeter, sementara weather sensor melacak kondisi cuaca secara lebih komprehensif—mulai dari kelembapan, suhu udara, hingga sambaran petir.

“Nada kami desain agar mudah dipasang, mudah dirawat, dan bisa digunakan lintas sektor, dari kebencanaan, kelautan, infrastruktur, hingga pertanian dan riset. Intinya, teknologi ini hadir untuk melindungi masyarakat,” jelas Abghi.

Dengan berbagai inovasi tersebut, PT Nusa Network Prakarsa berharap Nada dapat menjadi mitra pemerintah daerah dalam membangun sistem mitigasi bencana yang lebih efektif.

“Kami ingin masyarakat merasa lebih tenang menghadapi musim hujan, karena tahu ada teknologi yang membantu memberi peringatan dini sebelum bencana terjadi,” tutup Abghi. ssc/mn

BACA JUGA