Dubes Australia Turun ke Nagari-nagari, Dengarkan Suara Perempuan”

Selasa, 30/09/2025 11:49 WIB

Padang Pariaman, sumbarsatu.com — Suasana hangat terasa ketika Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, menyapa perempuan-perempuan di Nagari Sungai Buluh Barat, Padang Pariaman.

Mereka adalah peserta Sekolah Perempuan, sebuah inisiatif yang mendorong pemberdayaan melalui pendidikan komunitas, kepemimpinan, keterampilan ekonomi, dan akses layanan dasar.

Di bawah terik matahari, Dubes Brazier meninjau kebun kolektif yang dikelola para perempuan desa. Kebun itu bukan sekadar lahan hijau, melainkan simbol solidaritas dan kekuatan ekonomi perempuan yang tergabung dalam Sekolah Perempuan Nusantara Kampus Jaya.

“Saya sangat terinspirasi mendengar cerita-cerita perempuan yang bangkit, belajar, dan menjadi penggerak komunitas. Pengalaman ini akan saya bawa kembali ke Jakarta sebagai inspirasi untuk kerja ke depan,” ujar Dubes Brazier, Selasa (30/9/2025) dalam relis yang diterima sumbarsatu.

Program ini digagas oleh KAPAL Perempuan bersama mitra lokal, Pambangkik Batang Tarandam (PBT), dengan dukungan Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI). Sejak berjalan di Padang, lebih dari 400 perempuan telah bergabung. Tahun ini, PBT memperluas jangkauan ke Padang Pariaman.

Direktur Pambangkik Batang Tarandam, Yulianti Puti, menyebutkan bahwa Sekolah Perempuan menjadi ruang aman bagi mereka yang pernah mengalami kekerasan maupun berasal dari keluarga miskin.

“Kini para peserta lebih percaya diri menyuarakan kebutuhan, mengelola koperasi, bahkan menyisihkan lima persen keuntungan usaha untuk mendukung korban kekerasan,” katanya.

Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif KAPAL Perempuan, Budhis Utami.

“Sekolah Perempuan membangun kepemimpinan inklusif berbasis solidaritas. Perempuan kini lebih berdaya memperjuangkan hak, memperkuat jejaring lintas identitas, dan berkontribusi pada pembangunan yang adil gender,” ujarnya.

Kunjungan Dubes Brazier tak hanya menegaskan dukungan Australia pada program inklusi sosial, tetapi juga memberi semangat baru bagi perempuan desa untuk terus menanam, belajar, dan memanen masa depan yang lebih setara. ssc/rel



BACA JUGA