Besok, Unand Luncurkan Buku "Untuk Kedjayaan Bangsa: Kontribusi Guru Besar Unand"

MENGHIDUPKAN GAGASAN, MENYALAKAN ASA BANGSA

Senin, 22/09/2025 05:55 WIB
-

-

Padang, sumbarsatu.com--Di tengah derasnya arus informasi dan riuh rendah wacana publik, Universitas Andalas memilih untuk kembali ke akar: menyuarakan gagasan, menyusun refleksi, dan menyulut obor ilmu demi kejayaan bangsa.

Salah satu bentuk nyata dari semangat diwujudkan dalam peluncuran dan bedah buku berjudul Untuk Kedjayaan Bangsa: Kontribusi Guru Besar Unand, yang dilaksanakan Selasa, 23 September 2025 dilmulai pukul 09.00 di The Creative Gade Gade Lounge, Lantai II Perpustakaan Universitas Andalas, Padang.

Perpustakaan Universitas Andalas. Buku itu merupakan karya kolaboratif para profesor di universitas tertua di Pulau Sumatera yang merekam jejak pemikiran strategis mereka untuk masa depan Indonesia.

Prof. Marlina, Ketua Dewan Guru Besar Universitas Andalas selaku penyelenggara bedah buku, menyampaikan bahwa buku yang dihasilkan para guru besar Unand ini bukan sekadar bunga rampai ilmiah, melainkan cerminan dari keprihatinan, harapan, dan tanggung jawab para akademisi terhadap pembangunan negeri.

Buku Untuk Kedjayaan Bangsa: Kontribusi Guru Besar Unand terdiri dari tiga volume. Masing-masing buku menggambarkan spektrum kontribusi lintas bidang: mulai dari kesehatan dan farmasi, pertanian dan lingkungan, hingga ekonomi, hukum, dan kebudayaan.

“Setiap tema dibahas secara mendalam oleh para pakar yang selama ini tidak hanya aktif di ruang kuliah, tetapi juga berkiprah di tengah masyarakat,” kata Marlina kepada sumbarsatu, Senin (22/9/2025). 

Sejumlah guru besar akan tampil mewakili para penulis, seperti Prof. Dr. Rahmiana Zein, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Dian Fiantis, M.Sc., serta Prof. Dr. Drs. Oktavianus, M.Hum. Sementara itu, Prof. Dr. rer. soz. H. Nursyirwan Effendi akan tampil sebagai pembedah, memberikan perspektif kritis terhadap isi buku ini.

Marlina menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya tradisi akademik, melainkan juga bentuk pengabdian intelektual kepada bangsa.

“Pemikiran akademik tidak seharusnya berhenti di ruang kuliah atau jurnal ilmiah. Ia harus masuk ke ruang publik, dibaca, didiskusikan, dan memberi pengaruh nyata bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Di era ketika opini kerap disulap menjadi kebenaran, dan sensasi lebih cepat tersebar dibanding substansi, upaya seperti ini patut diapresiasi. Universitas bukan hanya tempat mencari gelar, tetapi juga ruang di mana gagasan besar tumbuh, diuji, dan dibagikan demi masa depan bersama.

“Lewat buku ini, para profesor Unand menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan bisa bersuara lantang—dan bahwa suara itu berpihak pada bangsa,” tutup Marlina. ssc/rel



BACA JUGA