Minggu, 06/04/2025 14:59 WIB

Anas Malik Membangun Perilaku Masyarakat Piaman

OLEH Wiztian Yoetri (Wartawan Senior)

TIGA puluh lima tahun lalu, periode pemerintahan 1980-1990, Bupati Padang Pariaman, Anas Malik telah mencanangkan pembangunan perilaku masyarakat. Prilaku identik dengan mentalitas. Mengubah cara-cara hidup manja dan malas, menjadi pekerja keras dan kreatif. Agaknya, dampaknya bisa dilihat sekarang. Di tengah kemajuan yang pesat, masyarakat Padang Pariaman tidak ketinggalan dalam berbagai bidang.

Mengapa harus perilaku yang dibangun? Ketika itu, Anas Malik yang mantan Kapendam V Jakarta Raya itu, melihat ada yang tak "beres" ditengah masyarakat, kaum laki-laki -- terutama -- terlalu lama dan banyak menghabiskan waktu duduk di lepau (warung), mengopi misalnya, habis kopi tambah kopi, serta main domino, sampai tak mengenal waktu.

Sementara di sisi lain, banyak sawah-sawah dibiarkan terlantar, lahan pekarangan dibiarkan tak terurus, mata pencarian lain juga pada macet, artinya karena duduk-duduk di lepau, banyak waktu yang dibiarkan habis mubazir. Inilah yang "ditumpas" Bupati Anas Malik lewat program pembangunan prilaku di Padang Pariaman -- lebih dikenal dengan sebutan Piaman --.

Pembangunan perilaku yang dicanangkan Anas Malik, lebih menekankan bahwa, tangan-tangan orang Pariaman harus terampil, dadanya harus berzikir, dan kepala orang Pariaman harus berfikir. Maka, Bupati Anas Malik pun menggelindingkan solusi diri melawan hidup manja, malas dan miskin.

Maka digerakkanlah program padat karya. Yakni, kegiatan pemberdayaan masyarakat desa dan nagari, khususnya yang miskin dan marginal yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja dan teknologi lokal. Sasarannya untuk memberikan tambahan upah, pendapatan, meningkatkan daya beli serta mengurangi kemiskinan.

Program padat karya, dimulai dengan membuat ribuan kilometer bandar irigasi pertanian, terutama pada areal sawah terlantar. Melibatkan ratusan, bahkan ribuan tenaga kerja. Sasarannya agar areal persawahan di Padang Pariaman yang sebagaian besar tadah hujan bisa berproduksi.

Kegiatan kegiatan padat karya pembangunan irigasi pertanian itu, juga sejalan dengan program Minapadi. Yaitu, budidaya ikan dan padi yang dilakukan secara bersamaan di lahan sawah yang sama. Minapadi merupakan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah. Mencegah alih fungsi lahan pangan menjadi lahan non pangan, serta untuk meningkatkan pendapatan petani.

Sejalan dengan program padat karya, mina padi, juga dibumikan diseantero Padang Pariaman tanaman Garda Minggu atau lebih populer dengan Kapulaga. Rempah ajaib dengan segudang manfaat kesehatan dianjurkan Bupati Anas Malik untuk menjadi tanaman di peladangan hingga pekarangan. Ketika itu, kapulaga menjadi tanaman bernilai eksport ke India. Maka, tak ayal, mampu menambah pundi-pundi keuangan masyarakat Padang Pariaman.

Sisi lain, yang juga digerakkan dalam merubah prilaku masyarakat, dengan program ikan larangan. Sebagian besar sungai di Padang Pariaman ditebarkan ribuan jenis ikan. Dengan catatan baru bisa dipanen, setelah ada kesepakatan tokoh masyarakat. Artinya, tidak bisa dipancing semaunya masyarakat. Hasil ikan larangan menjadi kas untuk memperkuat ekonomi desa dan nagari.

Sebuah kondisi yang fenomenal pun terjadi di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, lewat prakarsa Ketua KUD Dwi Sri, Haji Sidi Zakarya, ikan larangan bertaburan sepanjang aliran talibandar yang mengalir deras di Sungai Sariak, dengan hasil yang luar biasa.

Bertepatan dengan ikan larangan di Sungai Sariak, Bupati Anas Malik juga mendorong kehadiran koperasi "Simpanan Bajapuik" yang diprakarsai KUD Dwi Sri. Gerakkan koperasi ini-- semacam bajulo-julo-- itu luarbiasa, berhasil membangkitkan ekonomi warga. Bupati Anas Malik pun, mensosialisasikan diseluruh kabupaten Padang Pariaman; maka, Padang Pariaman pun dianugerahkan sebagai kabupaten koperasi. Ditandai terpilihnya Haji Sidi Zakarya jadi Direktur Utama Puskud Sumbar, dan berdirinya Akademi Koperasi Sumbar yang digagas Bupati Anas Malik.

Jika tidak ada Gerakan perubahan perilaku tersebut, agaknya lambat juga tersadari. Sementara, kini, Padangpariaman, dengan jalan tol dan kehadiran bandara, adalah daerah strategis dan terbuka bagi siapapun yang kreatif dan sadar akan kesempatan. Semangat perubahan perilaku, mesti terus disadari agar tetap relevan dengan zaman. Tidak pernah ketinggalan.

Demikianlah, sebuah refleksi, catatan dari strategi pembangunan prilaku, yang dilakukan Bupati Anas Malik, dalam menggerakkan perekonomian di Padang Pariaman.

"Bila, untuk membangun jalan, jembatan maupun gedung sekolah bisa dengan mudah kita lakukan, tapi untuk membangun prilaku dan sikap mental masyarakat, merubah dari pemalas dan manja menjadi produktif dan kreatif, perlu waktu," ujar Anas Malik suatu ketika.*

BACA JUGA