Bertema “Move” Komunitas Kaday Loket Rangkul 44 Perupa dari Berbagai Kota di Indonesia

PAMERAN DI GALERI TAMBUD SUMBAR

Sabtu, 22/06/2024 18:40 WIB
RUPA

RUPA

Padang, sumbarsatu.com—Komunitas Kaday Loket Solok bekerja sama dengan Taman Budaya Sumatera Barat menggelar pameran rupa 44 perupa dan mix media. Pameren bertajuk “Move” digelar di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat yang dibuka pada Kamis 20 Juni 2024. Pameran berlangsung hingga Selasa, 25 Juni 2024. Selama gelaran juga akan diadakan live painting, diskusi karya, dan workshop seni.

“Move merupakan pameran tentang gerak kehidupan yang dinamis. Istilah ini diambil dari bahasa Inggris yang berarti gerak yang konsisten dan berkelanjutan,” kata Ahlan M.Nur, kurator pameran, Kamis, 25 Juni 2024.

Ia mengatakan, karya yang dipamerkan merupakan lukisan seni murni dan mix media dari 44 seniman di 15 daerah Indonesia seperti Malang, Jogja, Semarang, Jakarta, Riau, Batam, Pematang Siantar, Medan, Solok, Padang, Payakumbuh, Padang Panjang, Pesisir Selatan, Talang Babungo, dan Batusangkar.

“Keseluruhan mereka memiliki aliran yang berbeda beda mulai dari realisme, surealisme, naturalisme, abtraksionisme, impresionaisme, kontemporer, ekspresionisme, pop art dan lainnya,” terang Ahlan M.Nur.

Ia menjelaskan, ke-44 seniman muda yang berpameran dijaring melalui undangan. Adapun kriteria undangan seperti lama berkarya, karya diproduksi antara tahun 2021-2024, dan kesediaan untuk mengirim karya sesuai tema yang sudah ditentukan penyelenggara.

“Kita mendorong agar perupa perempuan juga ikut memamerkan karya. Dari 44 seniman, 6 di antaranya adalah perupa perempuan,” ungkapnya.

Adapun 6 perupa perempuan tersebut adalah Firly Yasmin Innayah (Pesisir Selatan), Mimi Batik (Solok), Nadhiva Fadillah (Solok), Rara Almada Mutiara (Bengkulu),  Salsabila Azzahra S (Medan), dan Katharizah Hura (Riau).

Peserta pameran lainnya ada Arbi Rangkito (Jogja), Adi Art (Solok), Arif Boska (Padang), Alex fitra (Padang), Alvon Paboski (Payakumbuh), Anzar Kesuma (Padang), Ajim (Solok), Badikkk (Solok), Berly Destionanda (P. Panjang), Budi Irwandi (Padang), Dyan Ozone (Padang), Dayat Dikinci (Solok), Elvin Emeraldo (Jakarta), Genta PM (Solok), Muhammad Suhendra (Pematang Siantar), Imam Betu-betu (Talang Babungo), dan Isfadh haditya (Padangpanjang).

Kemudian juga terlibat Jendi Prima (Solok), Nanda Oco (Solok), Ade Herman (B. Sangkar), Pul Timtam (Solok), Nando Muhsil (Padang), Fikri Abdurrahman (Padangpanjang), Rajab hidayat (Pasaman barat), Rian Maulana (Solok), Boy Nistil (Solok), Rizky Alison (Malang), Sikujim (Padangpanjang), Andri (Solok), Edi Purnomo (Solok), Tama Yoga (Solok), Tommi Manahan S (Padangpanjang), Sudia Art (Solok), Verdian Rayner (Solok), Gusti Prayoga (Solok), Rendy  Nj (Solok), Yoska (Padang), Zekal (Solok), Zulkifli (P. Panjang), Febri Rosyafdi (Batam), dan Zehan Andrean (Solok).

Perupa senior Herisman Tojes merespons positif pameren “Move: ini. “Saya melihat ada beragam karya yang dipamerkan. Antusias perupa muda dalam berkarya, saya kira cukup baik. Harapan saya, kegiatan ini seperti ini mesti rutin digelar. Berkarya itu ibarat ibadah, harus sering dilakukan,” jelas Herisman Tojes kepada sumbarsatu

Selain Herisman Tojes, hadir juga perupa senior Jhon Wahid, Nasrul Palapa, Mahatma Muhammad (seniman teater), Fajry Chaniago, dan seniman lainnya.

Pembukaan pameran dimeriahkan oleh penampilan komposisi musik dari Komunitas Seni Takajuik Art Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Seni Padang. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Yayat Wahyudi yang mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dan didampingi oleh Ade F. Dira, Kasi Produksi dan Kreasi Seni Budaya mewakili kepala UPTD Taman Budaya Sumatera Barat.

Ahlan M.Nur menambahkan, seluruh karya dipamerankan adalah for sale.  Pameran dibuka sejak pukul 10.00 hingga 17.00.

Kaday Loket dan Ekosistem Seni

Kaday Loket merupakan komunitas seni rupa yang lahir di sudut terminal (terminal lama) Kota Solok pada tahun 2023. Komunitas ini diinsiasi oleh Boy Nistil dan kawan-kawannya sebagai bentuk respons perupa muda di Solok terhadap perkembangan seni rupa.

“Setahun ini Kaday Loket konsisten melakukan kegiatan seni rupa. Tema “Move” menjadi pengingat bahwa kita selalu bergerak untuk berkarya dan berbagi pengetahuan ke khalayak luas. Pameran ini juga kami maknai sebagai perayaan atas kerja kesenian yang sudah dilakukan Kaday Loket selama ini. Pameran ini merupakan kegiatan Kaday Loket yang ke-26” ujar Ahlan M.Nur.

Setiap minggunya, mereka rutin mengadakan aktivitas menggambar bersama dan on the spot painting yang melibatkan seniman rupa dari Solok dan luar kota serta anak-anak dan masyarakat yang tinggal di sekitaran Solok. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa seni sebetulnya tidak berjarak dari kehidupan manusia.

Boy Nistil, ketua pelaksana pameran menyebutkan persiapan pameran memakan waktu sekitar satu setengah bulan.

“Setelah mendapatkan jadwal pameran dari Taman Budaya Sumatera Barat, kami mulai mengundang kandidat partisipan pameran. Untuk kepanitiaan, keseluruhan berasal dari anggota Kaday Loket,” ceritanya.

Boy Nistil diketahui adalah seorang perupa asal Solok yang selama ini konsisten untuk berkarya dan terlibat di banyak pameran maupun festival baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Untuk pendanaan pameran, selain ada sedikit bantuan dari UPTD Taman Budaya, Kaday Loket juga mengumpulkan pendanaan secara swadaya untuk menutupi biaya produksi yang cukup besar,” ungkap Boy.

Imam Teguh (Imam Betu-Betu), salah satu partisipan asal Talang Babungo yang hadir saat pembukaan menyebutkan keterlibatannya di acara Kaday Loket bukan yang pertama kali. Sebelumnya ia pernah terlibat di kegiatan on the spot painting.

“Jika dari Talang Babungo, kita pasti akan melewati Solok. Biasanya saya selalu mampir ke Kaday Loket. Senang rasanya bisa terlibat lagi di kegiatan Kaday Loket,” cerita Imam.

Imam Teguh memamerkan karya lukis yang berjudul Interaksi Gerak. Karya ini diproduksi tahun 2024, bercerita tentang gerakan yang selalu dilakukan meskipun keadaan dan kondisi tidak memungkinkan untuk bergerak. SSC/LIKE



BACA JUGA