Festival Budaya Matrilineal, Warga Nagari Sijunjuang Baralek Gadang

DIMULAI MALAM INI

Jum'at, 28/10/2022 09:42 WIB
Masyarakat Nagari Sijunjuang, baralek gadang menggelar Festival Budaya Matrilineal 2022 bertajuk “Alek Mandeh”, 28-30 Oktpber 2022. Foto Edy Utama

Masyarakat Nagari Sijunjuang, baralek gadang menggelar Festival Budaya Matrilineal 2022 bertajuk “Alek Mandeh”, 28-30 Oktpber 2022. Foto Edy Utama

Sijunjung, sumbarsatu.com—Selama tiga hari, Jumat-Minggu, 28-30 Oktober 2022, masyarakat Nagari Sijunjuang, Kabupaten Sijunjung baralek gadang. Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatra Barat menggelar Festival Budaya Matrilineal 2022 bertajuk “Alek Mandeh” mengangkat tema “Dialektika Perempuan Minangkabau dalam Khasanah Budaya Metrilineal Masa Kini”.

Pelaksanaan festival ini melibatkan partisipasi aktif, para ninik mamak, mandeh soko, pemuda, perangkat Nagari Sijunjung, KAN Siunjuang, Pemerintah Kabupaten Sijunjung serta melibatkan unsur akademisi, budayawan, seniman, dan pegiat komunitas seni di Sumatra Barat dalam kepanitian festival. Semua kegiatan dipusatkan di Jorong Koto Padang Ranah dan Jorong Tanah Bato,m Nagari Sijunjuang.

Menurut Undri, Kepala BPNB Sumatra Barat, rangkaian Alek Mandeh ini diawali dengan Muhibah Budaya Matrilineal yang telah dimulai sejak Minggu pertama bulan Oktober ke 6 nagari dan kerajaan di wilayah Minangkabau.

Keenam nagari itu adalah Pariangan (Tanah Datar), Sijunjung (Sijunjung), Siguntua Lingkuang Aua (Pasaman Barat), Ulakan (Padang Pariaman), dan Nagari Inderapura (Pesisir Selatan) yang merupakan   lokus budaya matrilineal.

“Kegiatan ini berbentuk kunjungan silaturahmi, diskusi kelompok terpumpun guna mengumpulkan data awal dan menyiapkan keterwakilan masyarakat nagari dalam Musyawarah Gadang yang akan dilaksanakan pada puncak acara nanti pada 28-30 Oktober 2022 di Perkampungan Adat Jorong Padang Ranah,” kata Undri kepada sumbarsatu, Jumat (28/10/2022) di Padang.

Sementara itu, Dede Pramayoza, Direktur Pelaksana, mengatakan  selama 3 hari, pelbagai kegiatan akan dihelat seperti pagelaran baju kurung basiba, pameran atribut budaya matrilineal, pertunjukan seni matrilineal oleh para seniman perempuan seperti Rani Jambak, Daslenda, Zurmailis,

“Penampilan dibagi dalam 2 panggung. Juga Musyawarah Gadang yang hasilnya akan dijadikan sebagai semacam rekomendai bagi pemajuan kebudayaan matrilineal,” kata Dede Pramayoza..

Pada hari terakhir, tambahnya, festival akan ditutup dengan pertunjukan utama karya koreografer kenamaan yang telah malah melintang di dunia tari internasional, yaitu Hartati dangan tajuk karya “Jarum dalam Jerami” tribute of Gusmiati Suid.

“Karya ini adalah ajakan untuk merasakan kepelanan, kelamabatan, dan keheningan dalam mencari sesuatu yang berharga (jarum jahit), yang sering tak terlihat atau diacuhkan, namun justru penting untuk masa depan kita (untuk menahit pakaian): yang salah satunya barangkali adalah budaya matrilineal Minangkabau,” urainya.

Ketua Kurator Festival, Edy Utama memaparkan Festival Matrilineal Alek Mandeh ini mengedepankan kekayaan tradisi masyarakat Minangkabau yang kini masih terpelihar dengan baik. Miasalnya, tradisi baombai masyarakat Nagari Sijunjung, yang berakar pada semangat budaya kekerabatan Minangkabau.

“Biasanya kegiatan Baombai diiiringi dengan canda gurau serta nyanyian, sehingga bekerja sebagai petani akan diekspresikan dengan keriangan. Tradisi baombai yang telah mulai punah ini akan menjadi bagian utama dari Pameran Budaya Matrilineal di Rumah Gadang Panai, Perkampungan Adat Sijunjung,” kata Edy Utama. SSC/MN



BACA JUGA