
Wakil Gubernur Audy Joinaldy membuka PKD Sumbar 2022, Sabtu (1/10/2022) malam di pelataran Gedung Dinas Kebudayaan Sumbar.
Padang, sumbarsatu.com—Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat 2022 dibuka secara resmi Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy, Sabtu (1/10/2022) malam di komplek Gedung Kebudayaan Sumatra Barat, Padang.
Pembukaan juga dihadiri Judi Wahjudin, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatra Barat Syaifullah, Bupati Limapuluh Kota, para kurator, Ketua DPRD Sumbar yang diwakili Nofrizon, pejabat OPD dari kota-kabupaten di Sumatra Barat, seniman dan budayawan, pelaku seni dan UMKM, serta masyarakat.
Di tengah guyuran hujan sepanjang hari, di bawah bangunan gedung kebudayaan yang mangkrak, tak menyurutkan semangat masyarakat kota menyaksikan iven budaya tahunan ini.
Diawali pertunjukan berjudul "Mangana Jajak Nan Tingga" dari grup seni tradisi Gondang Baroguang, Rao Mapat Tunggul, Pasaman, sebuah kelompok seni tradisi Minangkabuu yang kini masih eksis, panggung utama terasa “magis” saat alat musik talempong yang dimainkan mandeh-mandeh, emak-emak bergema menenggelamkan derasnya hujan. Lalu dilanjutkan dengan tradisi yang kini masih terpelihara baik, yaitu “bajujai”, sebuah tradisi edukasi orang tua membangun karakter yang dilakukan jelang seorang anak tidur dalam buaiannya. Interaksi berbentuk nyanyian ini merupakan salah satu cara mendekatkan hubungan batin anak dengan orang tuanya.
Selanjut panggung utama mentajikan pertunjukan tradis masyarakat adat Kepulauan Mentawai yaitu tarian "turuk laggai" yang dibawakan Sanggar Seni Sipaumat, Mentawai. Kehadiran kelompok ini menggenapkan “magisme” semaraknya PKD Sumbar 2022. Pamungkas pertunjukan di panggung utama ditutup dengan “Garitiak Minangkabau” dengan komposer M Halim dari ISI Padang Panjang.
Wagub Audy Joinaldy mengatakan, pertunjukan seni, iven pameran, cepak cepoang, permainan tradisional pada Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat mengesankan sebagai representasi keberagaman dan pluralistis kebudayaan di Sumatra Barat.
“Keberagaman ini basis utama kita di Sumatra Barat yang modal dasar pengembangan seni dan budaya di Sumatra Barat. PKD Sumbar 2022 telah memperlihatkan hal demikian itu. Ini sangat penting jika dihubungkan dengan Tahun Kunjugan Wisata Sumbar 2023,” kata Audy Joinaldy.
Ia menambahkan, dibukanya penerbangan langsung Kuala Lumpur-Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sangat memungkinan festival-festival budaya lebuh dimasifkan lagi.
“PKD Sumbar perlu didorong lebih maksimal lagi. Mumpung ada Pak Direktur di sini, untuk tahun depan anggarannya bisa diperbesar lagi dari sekarang,” kata Wagub.
Ditambahkan Wagub, selama ini kegiatan-kegiatan seni dan festival yang dihadirkaqn tanpa melibatkan pengusaha makanan khas yang sangat kaya dimilik masyarakat.
“Ini potensi yang sangat besar secara ekonomis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam PKD Sumbar 2022, dilakukan kolaborasi sehingga ada PKD ini jadi semarak,” tambahnya.
Direktur Judi Wahjudin merespons apa yang disampaikan Wagub dan menjanjikan bakal berusaha membawa iven besar budaya dan seni ke Padang.
"Saya akan usahakan membawa iven kebudayaan pusat ke Padang. Sekarang sudah ada 60 lembaga pemerintah menghadirkan pelaku ekonomi kreatif pada tiap iven kebudayaan," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Syaifullah mengatakan, kegiatan PKD berlangsung sejak 1-5 Oktober. “PKD salah satu rangkaian acara peringatan Hari Jadi ke-77 Provinsi Sumatera Barat. “Berbagai ragam seni pertunjukan tradisi dan makanan khas tampil pada pekan kebudayaan ini yang melibatkan 5 orang curator sesuai dengan kompetensinya,” terang Syaifullah.
Daya Budaya
Sementara itu, Edy Utama, mewakili 4 kurator lainnya menjelaskan konsep kuratorial dalam PKD Sumbar 2022 ini. Ia menyebutkan, dalam PKD Sumbar 2022 ini 5 kurator sepakat mengusung kata “daya budaya” sebagai pegangan dalam melakukan pilihan-pilihan terhadap komunitas budaya atau kreator yang ditampilkan.
“Dalam konteks ini kata “daya budaya” dimaknai sebagai kemampuan suatu masyarakat dalam merawat dan mengembangkan warisan budaya yang mereka miliki. Jadi secara sederhana, bentuk daya budaya yang tampil dalam PKD ini berdimensikan dua sisi yang saling berhubungan,” kata Edy Utama.
Pada satu sisi akan diperlihatkan berbagai bentuk ekspresi budaya tradisi yang dirawat komunitas pendukungnya, dan sisi yang lainnya adalah ekpresi kreatif yang bersumber dari perubahan dan pengembangan tradisi budaya itu sendiri.
“Konsep kuratorial dari PKD Sumatera Barat 2022 adalah mencoba menilisik kembali budaya tradisi yang hidup di dalam masyarakat etnik yang ada di Sumatera Barat, sambil menangkap dinamika yang terjadi sebagai konsekuensi, bahwa kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis. Selalu ada energi dan kehendak untuk melakukan perubahan dan pembaruan,” urai sosok yang akrab disapa Bung ini.
Kesadaran kultural dari Minangkabau ini menunjukkan, memang ada bagian-bagian tertentu dari warisan budaya kita yang perlu diterjemahkan dan diperbaharui kembali. Secara konseptual, tentu saja caranya bermacam-macam.
Namun konsep kuratorial PKD Sumatera Barat 2022, proses pembaruan yang dipilih adalah yang bersifat transformatif. Bentuknya bisa saja berubah, namun substansi atau roh dari budaya tradisi, diharapkan tetap menjadi penanda dari proses kreativitas yang terjadi.
Menurutnya, menemukan dan memilih berbagai kelompok komunitas yang akan ditampilkan tidaklah mudah. Keterbatasan waktu dan sumber daya untuk mengkurasi adalah salah satu masalah yang masih dihadapi. Namun berdasarkan kondisi yang terbatas tersebut, gambaran dua sisi yang menjadi titik tumpu kuratorial, pada akhirnya dapat diselesaikan sesuai rencana.
Pada PKD Sumatera Barat 2022, tampil sejumlah komunitas budaya tradisi dari dua belas kabupaten dan kreasi dari tujuh kota di Sumatera Barat. Selain itu ada pemeran budaya, yang mencoba mengangkat berbagai kekayaan visual Sumatera Barat ke ruang pameran dalam bentuk seni murni dan terapan.
Selain itu, juga ada panggung pertunjukan teater, musik dan tarian. Ada kegiatan literasi, permainan tradisi nagari serta cepak cepoang makanan khas berbagai daerah dari Sumatera Barat.
“Penampilan komunitas budaya ini sekaligus memperlihatkan, bahwa Sumatera Barat kaya dengan keragaman budaya. Keragaman budaya yang ditopang oleh sejumlah suku bangsa, yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kebudayaan di Sumatera Barat,” sebut Edy Utama. SSC/MN