Arbi Sanit, Pengamat Politik Nan Sederhana Itu Telah Tiada

-

Kamis, 25/03/2021 10:19 WIB
Arbi Sanit

Arbi Sanit

Padang, sumbarsatu.com—Dosen senior Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Indonesia Prof Arbi Sanit meninggal dunia, Kamis (25/3/2021) pukul 07.15 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam usian 81 tahun.

"Ya benar, Bapak Arbi Sanit, dosen senior di Departemen Ilmu Politik FISIP UI telah meninggal dunia pagi ini di RSCM," kata Julian Aldrin Pasha, Kepala Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Kamis.

Informasi yang didapat Arbi Sanit didiagnosis gagal jantung akut, ada cairan di paru.

Arbi Sanit masih bertali kerabat dengan almarhum Arby Samah, maestro patung Indonesia, lahir di Painan, Sumatra Barat, 4 Juni 1939. Arbi Sanit anak kelima dari 11 bersaudara.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun... Telah berpulang ke Rahmatullah Om/Pak Etek kami, pengamat politik, dosen FISIP UI Arbi Sanit pukul. 07.15 di Jakarta. Semoga dilapangkan jalannya dan amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” kata Anita Dikarina, salah seorang putri almarhum Arby Samah seperti dikutip dari pesan di akun Facebooknya, Kamis (25/3/2021).

Anita Dikarina menjelaskan, Arbi Sanit merupakan suami dari Ayunis Samah, adik kandung Arby Samah.

“Pak Etek Arbi Sanit itu suami dari adik kandung ayah saya,” jelasnya.

Sebelum wafat, Arbi Sanit sempat dibawa ke ICCU RSCM pada Rabu (24/3/2021) dan dipasang ventilator pukul 22.00.

Semasa hidupnya, Arbi Sanit dikenal sebagai pengamat politik yang tajam dan independen. Semasa Orde Baru berkuasa, nama Arbi Sanit sudah menjulang sebagai pengamat politik.

“Pendapatnya sering dikutip koran dan majalah ternama karena tergolong berani di tengah cengkeraman kekuasaan rezim Orde Baru saat itu. Saya mahasiswa sosiologi tapi karena kagum dengan kelugasannya berpendapat jadi tertarik mengambil mata kuliah Kekuatan Politik di Indonesia diasuhnya,” tulis junalis Nugroho Dewanto, di laman Facebooknya.

Dikatakan, Arbi Sanit tergolong dosen killer tapi caranya menyampaikan materi kuliah sebetulnya biasa saja. Sampai akhir hayatnya ia senantiasa kritis terhadap kekuasaan.

“Hidupnya sangat sederhana. Saya hampir menangis mendengar beliau tak mampu membayar biaya pemeriksaan kesehatan yang tak seberapa menjelang ajal. Sejumlah teman bekas mahasiswanya segera mengumpulkan donasi. Tapi takdir berkendak lain. Satu lagi seorang teladan kehidupan pergi,” jelasnya.

 Selain menjadi dosen di UI, ia juga mengajar di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka. Arbi Sanit meraih gelar sarjana di FISIP UI dengan skripsi berjudul "Partai Komunis Indonesia: Sumber Kekuatan Politik di Pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur 1952-1965".

Arbi Sanit mengambil Program Non-Gelar Sistem Politik Indonesia di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat (1973-1974).

Beragam karya tulis, pernah dibuatnya ditulisnya antara lain Sistem Politik Indonesia (1981), Perwakilan Politik di Indonesia (1985), Partai, Pemilu, dan Demokrasi (1997). SSC/MN



BACA JUGA