Agam, sumbarsatu.com-Setelah muncul di Koto Rantang, Palupuah, kini Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). muncul pula di Koto Tinggi, Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan, seperti diugkapkan Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Senin (20/10/2025).
Untuk itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menurunkan tim penanganan konflik harimau Sumatera dimaksud.
Ia mengatakan BKSDA Sumbar menurunkan petugas BKSDA beserta Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin. dan mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI).
Petugas yang diturunkan itu usai melakukan penanganan konflik satwa jenis harimau di Koto Rantang, Kecamatan Palupuh.
Menurutnya, penanganan konflik tersebut usai mendapatkan laporan dari pemerintah nagari, karena warga atas nama Abdul Mutalib (60) dan Indra (56) melihat jejak kaki harimau di jalan menuju kebunnya, Sabtu (18/10/2025) pagi.
Mendapatkan laporan itu, BKSDA Sumbar menurunkan tim untuk verifikasi laporan sembari melihat hasil kamera treap atau jebak, dan memantau keberadaan satwa menggunakan drone termal di lokasi kemunculan satwa, dan melakukan penanganan konflik itu 3 hari ke depan.
Sebelumnya BKSDA Sumbar juga menurunkan tim untuk verifikasi lapangan, dan memasang kamera jebak Selasa (7/10/2025).
Ia mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas ke kebun sendirian, melakukan aktivitas di kebun mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB, mengandangkan ternak di kandang dan lainnya.
Saat tim sampai di lokasi, salah seorang warga, Aprimanando (38) sempat melihat keberadaan harimau di jalan saat mengambil sepeda motor bersama istrinya, Desmaria (37).
Ketika kepergok. harimau langsung melompat ke semak di sekitar jalan, dan ia langsung memangil petugas BKSDA Sumbar bersama tim tidak jauh dari lokasinya.
Ia mengaku gemetar melihat satwa dengan ukuran sekitar dua meter itu, karena baru pertama melihat secara langsung.
Wali Jorong Koto Tinggi, Mulyani menambahkan jejak harimau sering ketemu sama warga selama 2025. Namun yang dilaporkan baru Senin (6/10/2025).
Ternak warga, seperti anjing juga sudah dimangsa harimau 3 ekor pada September 2025.
Anjing dimangsa saat diikat di pondok kebun. Dengan kejadian ini, masyarakat tidak berani lagi tidur di kebun.(MSM)