Taman Edukasi Bukik Gadang dan RTH Logas, Daya Hidup Muaro Sijunjung di Malam Hari

-

Minggu, 26/07/2020 16:48 WIB
Dulu bila jam berdentang, malam datang, Kota Muaro Sijunjung tinggal lengang. Sebab tidak ada ruang publik yang representatif bagi warga untuk kongkow. Pun tak ada arena hiburan.

Dulu bila jam berdentang, malam datang, Kota Muaro Sijunjung tinggal lengang. Sebab tidak ada ruang publik yang representatif bagi warga untuk kongkow. Pun tak ada arena hiburan.

Sijunjung, sumbarsatu.com--Dulu bila jam berdentang, malam datang, Kota Muaro Sijunjung tinggal lengang. Sebab tidak ada ruang publik yang representatif bagi warga untuk kongkow. Pun tak ada arena hiburan.

Ibukota Kabupaten Sijunjung yang terletak di dekat pertemuan Sungai Batang Ombilin, Sungai Batang Sukam, dan Sungai Batang Palangki tersebut adalah kota pemerintahan, bukan kota sentra ekonomi.

Tapi kini Taman Edukasi Bukik Gadang dan RTH Logas memberi daya hidup kepada Kota Muaro Sijunjung di malam hari. Pecah sudah lengang.

Apalagi di akhir pekan, ratusan warga berdatangan dari berbagai nagari di Kabupaten Sijunjung. Mereka menikmati nuansa malam di Taman Edukasi Bukik Gadang dan RTH Logas tanpa dipungut biaya masuk.

Jarak antara dua ruang publik tersebut pun berdekatan, hanya dipisahkan Kantor Dinas Damkar-Satpol PP Kabupaten Sijunjung dan Makodim 0310/SSD.

Taman Edukasi Bukik Gadang yang berada di ketinggian, persisnya di depan Hotel Bukik Gadang, dibuka sejak awal Juni 2020, dikelola oleh Dinas Perkim-LH Sijunjung.

Sementara RTH Logas di depan Lapangan Sepakbola M. Yamin, dibuka awal Februari 2020, dikelola oleh Dinas PUPR Sijunjung--sempat ditutup saat PSBB akibat pagebluk Covid-19, tapi dibuka kembali akhir Juni 2020.

"Kalau dulu malam hari saya lebih sering lewat saja di Kota Muaro Sijunjung, kini sudah ada tempat santuy di Taman Bukik Gadang. Suasananya juga asyik," ungkap Putri (20) asal Tanjung Ampalu, Sabtu (25/7/2020) malam, yang lagi kongkow bersama tiga temannya.

Di Taman Bukik Gadang pengunjung bisa melihat lampu-lampu kota, bersenda gurau di rumah pohon, atau icip-icip kuliner yang dijajakan oleh pedagang.

Cahaya lampu taman dan pohon lampu yang temaran menyusun impresi yang tenang, sehingga Taman Bukik Gadang cocok untuk santai malam berbasis alam bersama keluarga atau jo karean.

"RTH Logas ini akan lebih hidup jika Malam Minggu ada pertunjukan seni," saran Ilmi (38) yang berkunjung bersama istri dan anaknya, Sabtu (25/7/2020) malam.

Selain bisa menyaksikan air mancur menari, pengunjung juga bisa menikmati kuliner yang dijual di sekitar RTH Logas.

Antusias warga mengunjungi Taman Edukasi Bukik Gadang dan RTH Logas, menunjukkan manusia juga butuh ruang komunal yang bisa diakses tanpa dipungut biaya untuk perintang-rintang waktu, refreshing dari himpitan rutinitas sehari-hari.

Apalah arti sebuah kota tanpa ruang publik. (Thendra)



BACA JUGA