Kamis, 20/10/2016 15:52 WIB

Hama Tikus Mengganas, Warga Sinuruik Lakukan Doa Tolak Bala

200 LAHAN GAGAL PANEN

Bupati Pasaman Barat H. Syahiran memberikan racun tikus kepada petani Sinuruik Talu dalam acara tolak bala. (junir)

Bupati Pasaman Barat H. Syahiran memberikan racun tikus kepada petani Sinuruik Talu dalam acara tolak bala. (junir)

Pasaman Barat, sumbarsatu.com--Gagal panen mencapai 200 hektare lahan sawah di Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, karena serangan hama tikus membuat masyarakat setempat menggelar tahlilan, zikir dan doa tolak bala kepada Allah SWT agar dijauhkan dari hama tikus.

Ratusan warga melakukan doa menolak hama tikus dan masyarakat setempat juga berharap perbaikan irigasi untuk perairan sawah.

Bupati Pasaman Barat H. Syahiran saat berada di Jorong Kemajuan, Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kamis (20/10/2016) mengatakan, tolak bala yang dilakukan harus dibarengi dengan sikap masyarakat. Apalagi di kawasan Talamau merupakan lumbung padinya Pasaman Barat. Dalam kesempatan itu Syahiran juga membagaikan racun tikus untuk para petani.

"Talamau merupakan lumbung padinya Pasaman Barat. Tidak ada lahan kita yang sawah sekarang ini selain Talamau. Semuanya sudah berganti sawit. Saya minta kepada masyarakat Talamau ini agar tidak tergoda dengan sawit, mengganti tanaman padi ke sawit," kata Syahiran.

Selain itu, kawasan Talamau merupakan kawasan yang dingin dan tidak akan pernah cocok jika ditanam dengan sawit.

"Kalau soal tikus mari kita buru bersama, baik dengan menggunakan hama tikus maupun dengan cara yang lain," ajak Syahiran.

Syahiran juga meminta petani yang ada di Talamau untuk tanaman padi secara selang-seling, misalnya setelah padi tanam cabai dan ikan. Jika masyarakat masih gagal panen padi ketika sudah melakukan itu. Selain itu, asuransi petani wajib diikuti.

"Asuransi petani ini juga harus diikuti petani. Ini untuk berjaga-jaga, kalau gagal panen juga," tutur Syahiran.

Wali nagari Sinuruik Prianton menyampaikan petani yang ada di wilayahnya pernah gagal panen mencapai 200 hektare. Dengan adanya gagal penen itu petani mengusulkan untuk melakukan tolak bala.

"Hama tikus yang melanda tanaman petani benar-benar membuat petani kecewa. Sebab, kemarin itu kami mencoba bercocok tanam dua kali setahun, tahun pertama berhasil namun tahun ke dua gagal panen," papar Prianton.

Selain gagal panen, Sinuruik juga butuh perbaikan irigasi. Jika hujan turun kelebihan air dan ketika hujan tidak datang sawah kekeringan. Masyarakat Sunuruik minta kepada Pemda untuk perbaikan irigasi ini. (NIR)

BACA JUGA