Festival Penalaran Unand, JS Khairen: “30 Paspor di Kelas Sang Profesor” Buku Hasil Penalaran

Kamis, 17/09/2015 21:19 WIB
JS Khairen menandatangani buku “30 Paspor di Kelas Sang Profesor” (Foto Inyil)

JS Khairen menandatangani buku “30 Paspor di Kelas Sang Profesor” (Foto Inyil)

"Anak muda haruslah bagai burung rajawali yang sayapnya mengepak bukan seperti burung dara yang dijahit sayapnya”

Padang, sumbarsatu.com—Festival Penalaran Universitas Andalas menghadirkan penulis muda nasional asal Sumatera Barat, Jombang Santani Khairen atau JS Khairen untuk berbagi pengalaman dalam menulis, dan sekaligus bedah buku terbarunya  berjudul "30 Paspor di Kelas Sang Profesor: Kisah Anak Muda Kesasar di Empat Benua” di Kampus Unand Limau Manih Padang, Rabu (16/9/2015).

"Penulis Khairen membagikan ilmu dan menjelaskan perihal isi dari bukunya kepada mahasiswa Unand dalam rangka mengisi acara Festival Penalaran Unand," kata Ketua Lembaga UKM Penalaran Unand yang juga koordinator acara bedah buku M. Rizqi Akbar.

JS Khairen menuturkan, buku tersebut berisikan pengalaman batin mahasiswa UI yang berpetuang ke luar negeri, sendiri dan harus bisa.

“Petualangan itu kisah tersendiri menulis bukunya juga kisah sendiri pula,” kata JS Khairen di depan ratusan mahasiswa yang hadir dalam bedah buku itu.

Alumni FE-UI 2014 ini menyebutkan, menulis buku susah-susah gampang. Bagi asisten Prof Rheland Kasali ini, menulis bukanlah hal baru. Di hadapan ratusan mahasiswa ia menuturkan, menulis sesuatu yang mengasyikan.

Khairen sebelumnya sudah menyelesaikan  siudah dua novelnya: “Karnoe” dan “Bunda Lisa” yang diterbitkan Gramedia mengatakan, anak muda haruslah bagai burung rajawali yang sayapnya mengepak bukan seperti burung dara yang dijahit sayapnya.

Ketua Lembaga UKM Penalaran Unand M. Rizqi Akbar menyebutkan, tujuan dari bedah buku Khairen ini untuk mengenalkan ilmu penalaran yang ada di dalamnya sekaligus mempromosikan penulisnya kepada mahasiswa.

Dia menjabarkan, isi buku ini berkisah tentang 30 orang mahasiswa UI yang ditantang oleh dosennya, yakni Rhenald Kasali untuk menyelesaikan tugas ke luar negeri.

Sisi menariknya dalam penalaran, kata Rizqi,  adalah pada saat mahasiswa tersebut melakukan pemilihan negara yang menurut syarat dosennya tidak diperbolehkan sama.

Dalam hal ini, katanya, penulis Khairen dapat menjabarkan sesuatu pemikiran setiap mahasiswa untuk memilih satu negara tujuan.

“Bagi penalaran hal ini tentu bermanfaat karena mahasiswa dipaksa memikirkan keuntungan dan kerugian saat memilih satu negara,” katanya.

Hal lain yang menjadi menarik dari buku Khairen ini, yakni nuansa kampus rakyat Indonesia cukup terasa saat membacanya.

"Selain bermanfaat untuk penalaran, bedah buku khairen ini juga bertujuan untuk memperkenalkan sang penulis yang merupakan asli Minang," katanya.

Sementara itu dalam bedah bukunya JS Khairen mengapresiasi UKM Penalaran Unand yang telah mengundang dirinya.

“Suatu kehormatan dapat kembali berbagi ilmu dengan teman sekampung sekaligus bersilaturahmi," katanya JS Khairen. (SSC)



BACA JUGA