Aceh, sumbarsatu.com--Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Muhammad Jusuf Kalla (JK) menilai dampak banjir besar yang melanda Aceh pada akhir November 2025 lebih luas dibandingkan bencana tsunami 2004, meski tingkat kehancuran bangunan tidak seragam.
Penilaian itu disampaikan JK saat meninjau langsung wilayah terdampak di Desa Bungkah dan Desa Paloh Raya, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Jumat (19/12/2025).
Menurut JK, perbedaan utama banjir dan tsunami terletak pada pola kerusakan. Tsunami menghancurkan hampir seluruh bangunan, sementara banjir meninggalkan rumah-rumah yang masih berdiri namun tertutup lumpur dan pasir setinggi satu hingga dua meter. Namun dari sisi cakupan wilayah terdampak, banjir kali ini dinilainya jauh lebih luas.
Data sementara menunjukkan sebanyak 71.637 warga mengungsi di 226 titik. Ribuan rumah rusak, fasilitas pendidikan termasuk pesantren terdampak, jaringan irigasi terganggu, dan sekitar 14.509 hektare sawah tertutup lumpur. Kondisi ini berimbas langsung pada ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat.
PMI, kata JK, telah menyalurkan bantuan pangan, layanan kesehatan, air bersih, logistik darurat, serta membantu pembersihan lumpur di pemukiman dan fasilitas umum. Dalam waktu dua bulan ke depan, PMI memfokuskan dukungan pada tahap pembersihan dengan mengerahkan alat berat, serta menambah dukungan jika diperlukan.
Meski demikian, JK menegaskan bahwa pembangunan kembali rumah warga yang hancur merupakan tanggung jawab pemerintah. PMI, menurutnya, hanya dapat membantu dalam bentuk logistik dan kebutuhan dasar.
Dalam kunjungan itu, JK juga menekankan bahwa penanganan bencana kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah. Ia mendorong pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk membuktikan komitmen mereka dalam menangani dampak banjir besar di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dengan dukungan anggaran yang memadai.
JK berharap proses pemulihan dapat berjalan cepat agar masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal, termasuk menjalankan ibadah Ramadan dengan layak.
Ia juga membuka ruang bagi partisipasi publik dan para dermawan untuk membantu korban bencana, selama bantuan tersebut diberikan secara tulus demi kemanusiaan. ssc/mn/serambinews