Bitung, sumbarsatu.com — OceanX bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi memulai ekspedisi laut dalam untuk meneliti rangkaian gunung laut di wilayah Sulawesi, salah satu kawasan paling terpencil dan minim data di Indo-Pasifik. Misi ini akan berlangsung dari Desember 2025 hingga Januari 2026.
Ekspedisi diawali di Bitung, Sulawesi Utara, dengan rangkaian edukasi publik dan pelibatan media sejak 3 Desember 2025. Tim ilmiah kemudian bertolak menggunakan kapal penelitian OceanXplorer untuk menyisir sistem gunung laut yang berada di bawah zona Cincin Api Pasifik.
Misi ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi OceanX–BRIN pada 2024, saat para peneliti memetakan lima gunung laut yang sebelumnya belum teridentifikasi di perairan utara Sulawesi.
Pada ekspedisi terbaru ini, tim ilmiah diperluas dengan target riset yang lebih komprehensif serta penggunaan teknologi mutakhir untuk menghimpun basis data laut dalam paling lengkap di Indonesia hingga saat ini.
Fokus Geologi hingga Keanekaragaman Hayati
Co-CEO dan Kepala Ilmuwan OceanX, Vincent Pieribone, menyatakan gunung laut memegang peran penting dalam dinamika laut dalam.
“Gunung laut dapat membentuk arus, menjadi rumah bagi spesies langka, dan bertindak sebagai batu loncatan bagi kehidupan laut dalam. Hanya sedikit dari ratusan gunung laut di perairan Indonesia yang telah dieksplorasi,” ujar Vincent Pieribone, Kamis (4/12/2025).
Tahap pertama penelitian akan menelaah struktur geologis dan aktivitas hidrotermal menggunakan pemetaan resolusi tinggi, survei visual, serta pemindaian sub-dasar.
Tahap kedua memusatkan riset pada keanekaragaman hayati dan dinamika ekosistem dengan memanfaatkan wahana robotik, pengambilan sampel DNA lingkungan, serta instrumen oseanografi.
Platform kecerdasan buatan SeaSwipe milik OceanX akan membantu proses anotasi visual dan pelacakan spesies secara hampir waktu nyata.
Dorong Kedaulatan Ilmu Kelautan
Ketua BRIN, Arif Satria, menilai ekspedisi ini strategis untuk memperkuat kedaulatan sains Indonesia di bidang kelautan.
“Sebagai negara kepulauan dan pusat keanekaragaman hayati global, Indonesia harus memimpin ilmu kelautan. Ekspedisi ini memperkuat kemampuan bangsa dalam memetakan, memahami, dan mengelola laut dalam secara mandiri,” kata Arif Satria.
Selain penelitian, pengembangan kapasitas menjadi agenda utama. Peneliti dan teknisi muda dari BRIN serta perguruan tinggi akan mendapat pelatihan langsung pemetaan laut dalam, genomika, dan pengelolaan data.
Misi ini juga sejalan dengan Proyek Krisna (Kapal Riset Nasional) yang bertujuan memperkuat ekosistem riset kelautan nasional, serta mendukung agenda ekonomi biru yang digawangi Bappenas.
Data yang dikumpulkan selama ekspedisi diharapkan berkontribusi pada perencanaan tata ruang laut, pemetaan risiko bencana, serta penetapan garis dasar keanekaragaman hayati, khususnya di Sulawesi Utara.
OceanX dan BRIN meyakini ekspedisi ini akan menjadi tonggak penting dalam eksplorasi laut dalam Indonesia, sekaligus memperkuat dasar ilmiah bagi tata kelola kelautan nasional di masa depan. ssc/mn