Ade Rizki Pratama Sosialisasikan Bangga Kencana di Agam

Selasa, 14/10/2025 17:57 WIB

Agam, sumbarsatu.com-Anggota Komisi IX DPR RI, H.Ade Rizki Pratama, SE,MM, menyosialisasikan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) bersama mitra kerja di Kecamatan Tanjung Mutiara, Agam, Selasa (14/10/2025).

Kegiatan bertujuan mengedukasi generasi muda serta seluruh elemen masyarakat, mengenai pentingnya perencanaan keluarga sebagai fondasi vital untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

Ia menegaskan, pembangunan kualitas SDM harus diintegrasikan melalui kebijakan perencanaan keluarga.

Menurutnya, Program Bangga Kencana sebagai investasi jangka panjang. yang sinergis dengan program prioritas nasional.

Program Bangga Kencana sangat vital, karena perencanaan keluarga memastikan setiap anak lahir dalam kondisi terbaik.

Ia menyoroti kebijakan pemerintah pusat, yang kini memperkuat program tersebut.

Program itu diperkuat dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia.

“Jika keluarga terencana, dan gizinya terjamin oleh negara, maka kita akan benar- benar siap mencetak generasi yang berkualitas dan kompetitif,” ujarnya.

Kegiatan sosialisasi itu turut dihadiri jajaran Pemerintah Kecamatan Bahkan CamatCamat Tanjung Mutiara meng apresiasi dan menegaskan komitmen pemerintah daerah terhadap program strategis itu.

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat menjelaskan, bahwa Program Bangga Kencana memiliki cakupan luas, yang mencakup seluruh siklus hidup manusia, dari remaja hingga lansia.

Fokus program yang dicetus oleh BKKBN tidak hanya pada Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan remaja, tetapi juga penguatan kesejahteraan keluarga,” jelasnya.

BKKBN mendorong program GATI (Gerakan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga) untuk memberdayakan ekonomi keluarga, sekaligus mendukung Sekolah Lansia guna memastikan penduduk lanjut usia tetap produktif, sehat, dan berdaya guna.

Disebutkan periode kritis terjadinya stunting adalah selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Dampak stunting tidak hanya pada fisik (perawakan pendek), tetapi juga mengganggu perkembangan otak, kecerdasan, dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif di masa dewasa.

BKKBN menegaskan, pencegahan stunting erat kaitannya dengan perencanaan keluarga yang baik, pola asuh yang benar, perbaikan sanitasi, dan pemenuhan gizi yang cukup sejak masa kehamilan. (MSM)



BACA JUGA