Agam, sumbarsatu.com — Asap dan bara bukan lagi pemandangan asing bagi warga Kabupaten Agam. Dalam rentang waktu hanya lima bulan lebih, sejak Januari hingga 4 Agustus 2025, sebanyak 113 peristiwa kebakaran melanda berbagai wilayah di kabupaten ini, dengan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp4,68 miliar.
Angka tersebut disampaikan oleh Eki Marlinda, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP-Damkar Kabupaten Agam, dalam keterangannya pada Kamis (7/8/2025). Menurut Eki, kebakaran yang terjadi meliputi rumah warga, kebun kelapa sawit, kendaraan, dan berbagai aset lainnya.
Lonjakan peristiwa paling mencolok terjadi di bulan Juli, dengan 46 kasus kebakaran, menjadikannya bulan paling rawan. “Cuaca yang sangat panas menjadi pemicu utama,” ujar Eki.
Sementara bulan lainnya mencatat peristiwa sebagai berikut: Januari (5), Februari (11), Maret (5), April (5), Mei (11), Juni (28), dan hingga 4 Agustus tercatat 2 kebakaran.
Sebaran kasus kebakaran cukup merata di 15 kecamatan, dengan Lubuk Basung menjadi yang tertinggi (19 kasus), disusul Ampek Angkek (15), Tilatang Kamang (13), Banuhampu (12), dan Baso (11).
Beberapa kecamatan lainnya seperti Canduang, Palembayan, dan Kamang Magek melaporkan jumlah kasus yang lebih rendah. Satu-satunya kecamatan yang nihil dari musibah kebakaran adalah Palupuh.
Musibah ini juga merenggut korban jiwa. Dua warga meninggal dunia akibat luka bakar, sementara tiga orang lainnya mengalami luka-luka.
“Kami dari Damkar selalu berupaya merespons laporan kebakaran secepat mungkin, namun waktu tiba di lokasi sangat bergantung pada jarak tempuh dari posko terdekat,” jelas Eki.
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2024 lalu, Kabupaten Agam mencatat 123 peristiwa kebakaran dengan nilai kerugian mencapai Rp19,50 miliar, dua korban meninggal, dan tujuh korban luka-luka.
Melihat tingginya angka kebakaran, Damkar Agam kini mengintensifkan sosialisasi ke masyarakat, dengan imbauan agar menjauhkan bahan mudah terbakar dari sumber api; memastikan kompor dimatikan sebelum meninggalkan rumah; tidak membakar sisa perambahan lahan atau sampah sembarangan; dan meningkatkan kewaspadaan secara umum di lingkungan masing-masing.
Musim panas masih belum berakhir, dan potensi kebakaran tetap tinggi. Kesadaran dan kewaspadaan setiap warga menjadi kunci utama untuk menekan angka musibah dan menyelamatkan aset, lingkungan, bahkan nyawa. msm