
Agam, sumbarsatu.com – Ninik mamak dan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Panampuang tidak mengakui pengangkatan enam ninik mamak kaum Suku Tanjung Nagari Panampuang yang dilewakan hari ini, Sabtu (26/7/2025), yang dialekan di kompleks Surau Kabah, Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek Canduang.
Kisruh terkait batagak pangulu enam ninik mamak kaum Suku Tanjung Nagari Panampuang sebelumnya sudah dimediasi untuk mencari solusi bersama oleh tim LKAAM Agam.
Namun, sikap ninik mamak nagari (Ninik Mamak Nan Sapuluah) bersama pengurus KAN Panampuang tetap kokoh mempertahankan waris nan bajawek sesuai adat Salingka Nagari Panampuang.
Sikap tegas ninik mamak nagari dan pengurus KAN tersebut sangat dihormati oleh LKAAM Agam sebagai lembaga dan wadah koordinasi kerapatan adat di Kabupaten Agam, termasuk menghormati prosesi batagak pangulu yang dilakukan kaum Suku Tanjung Nagari Panampuang. Sesuai kesepakatan kaum dari enam ninik mamak yang dikukuhkan, prosesi itu tetap akan dilanjutkan Sabtu ini.
Upaya mediasi untuk mencari solusi dengan komitmen saling menghormati tersebut dilakukan oleh tim LKAAM Agam yang dipimpin langsung oleh Ketua LKAAM Agam, H. Edi Junaidi Dt. Gampo Alam Nan Hitam.
Masalah yang terjadi di Nagari Panampuang ini bahkan melibatkan Bupati Agam, H. Beni Warlis Dt. Tan Batuah, secara langsung sebagai pihak yang diundang dalam alek tersebut.
H. Edi Junaidi Dt. Gampo Alam Nan Hitam menjelaskan bahwa pihaknya dari LKAAM Agam sudah mendatangi dan berdiskusi dengan Ketua KAN Panampuang dan beberapa ninik mamak nagari terkait dengan permasalahan yang berkembang, termasuk kemungkinan solusi yang bisa dicarikan bersama.
Ia menambahkan, sikap ninik mamak nagari (Ninik Mamak Nan Sapuluah) Panampuang tegas, yakni tidak mendukung dan tidak mengakui pengangkatan enam ninik mamak yang dialekan Sabtu ini di kompleks Surau Kabah, Panampuang, sesuai warih nan bajawek dalam adat Salingka Nagari Panampuang yang telah dilaksanakan sejak lama.
“Kita sangat menghormati hal itu, karena keputusan adat Salingka Nagari Panampuang harus kita junjung tinggi. Intinya, enam ninik mamak Suku Tanjung Nagari Panampuang dikukuhkan dan dialekan dalam kaum Suku Tanjung saja,” ujarnya.
Terkait dengan prosesi yang digelar, karena ninik mamak diangkat oleh kaum dan kemenakan, maka prosesi adat batagak pangulu dilaksanakan oleh kaum dan anak kemenakan seperti yang telah direncanakan oleh panitia.
“Kita berharap kegiatan yang digelar berjalan aman dan lancar,” ujar Ketua LKAAM Agam tersebut lagi.
Ketua LKAAM Agam mengaku akan menghadiri kegiatan tersebut bersama LKAAM Sumbar, sesuai undangan yang telah disampaikan, sebagai bentuk penghormatan terhadap lembaga LKAAM Agam.
Masalah ini dikhawatirkan banyak pihak dapat menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat Nagari Panampuang dan berdampak buruk terhadap pembangunan nagari di berbagai lini. (MSM)