Tanah Datar, sumbarsatu.com – Surau Gadang Nurul Hamdi yang berdiri sejak tahun 1800 di Jorong Kubu Rajo, Nagari Lima Kaum, Kecamatan Lima Kaum, kini resmi berstatus Masjid Abdul Djalil Nurul Hamdi. Peresmian dilakukan Jumat (27/6/2025) ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan plang nama masjid oleh Wakil Bupati Tanah Datar, Ahmad Fadly.
Dalam sambutannya, Wabup Fadly menyampaikan bahwa perubahan status surau menjadi masjid diharapkan tidak hanya memperkuat fungsi ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya.
"Masjid bukan hanya tempat beribadah, tapi juga tempat membina karakter, terutama generasi muda," ujarnya.
Ia juga menyinggung sejarah pendidikan tokoh-tokoh bangsa yang berakar dari Sumatera Barat. Banyak di antara mereka menimba ilmu, berdiskusi, bahkan tinggal di surau.
"Masjid ini memiliki sejarah panjang dalam melahirkan qori dan qoriah, serta tokoh agama di Tanah Datar dan Sumbar. Ini harus terus dilestarikan," tegasnya.
Hal senada disampaikan Gubernur Sumbar yang diwakili Kepala Dinas Sosial, Syaifullah. Ia mengapresiasi perjalanan panjang surau ini hingga menjadi masjid dan menyampaikan bahwa Pemprov Sumbar siap mendukung pengembangannya.
"Kami akan menyampaikan hal ini kepada Pak Gubernur. Semoga masjid ini dapat menjadi salah satu yang dikunjungi Tim Safari Ramadan provinsi," ujarnya.
Wali Nagari Lima Kaum, Fadhli Tarmizi, turut menekankan pentingnya perhatian pemerintah daerah dan legislatif terhadap pengembangan masjid ini.
"Surau ini telah melahirkan banyak qori, qoriah, dan tokoh agama. Kami berharap ada dukungan konkret dari pemprov, pemkab, dan DPRD," katanya.
Pengurus Masjid Abdul Djalil Nurul Hamdi, Elyandi, menambahkan bahwa surau ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga pernah difungsikan sebagai sekolah oleh pemerintah kolonial Belanda.
"Alhamdulillah, keberadaan surau ini terus bertahan hingga kini. Kami bersyukur atas peningkatan status ini," ungkapnya.
Turut hadir dalam peresmian tersebut anggota DPRD Tanah Datar Agus Topik dan H. Heri Wuldani, Camat Lima Kaum dan Forkopimca, unsur BPRN, KAN, serta tokoh masyarakat setempat. ssc/nc
