Sejarawan Gulag Dihukum Isolasi di Tengah Penindasan di Rusia

Sabtu, 25/01/2025 19:30 WIB
Yury Dmitriev

Yury Dmitriev

Moscow, sumbarsatu.com--Dalam perkembangan terbaru terkait penindasan politik di Rusia, Yury Dmitriev, seorang sejarawan terkemuka yang dikenal atas upayanya mengungkap sejarah kelam Gulag, dikirim ke sel isolasi, SHIZO, karena diduga tidak menyelesaikan latihan pagi dengan benar.

Dmitriev, seorang aktivis hak asasi manusia dan sejarawan dari Karelia, telah lama dihormati atas kontribusinya dalam menemukan kuburan massal korban rezim Stalinis di Sandarmokh pada 1997. Karyanya dianggap penting dalam merekonstruksi sejarah penindasan politik di Uni Soviet.

Dilansir dari situs www.occrp.org. namun, pada tahun 2021, Dmitriev dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan yang sangat kontroversial, yakni pelecehan seksual terhadap anak, yang banyak pihak anggap bermotif politik.

Ia saat ini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan No. 18, Mordovia, sebuah wilayah yang terkenal karena kondisi penjara yang keras.

Kondisi Penjara yang Berat
Memorial Society, organisasi nirlaba yang mempelajari sejarah penindasan dan advokasi hak-hak korban, melaporkan bahwa Dmitriev, yang akan berusia 69 tahun minggu depan, dipindahkan ke SHIZO pada Jumat lalu. Ini bukan pertama kalinya ia mengalami hukuman isolasi.

Menurut OVD-Info, lembaga pemantau hak asasi manusia independen, Dmitriev sebelumnya menjalani hukuman 15 hari di SHIZO pada 2023 hanya karena duduk di tempat tidurnya akibat pusing yang disebabkan oleh obat-obatan.

Selama penahanannya, Dmitriev belum pernah menerima pemeriksaan medis menyeluruh meski kesehatannya terus memburuk.

Hukuman isolasi juga dijatuhkan untuk alasan yang terkesan sepele, seperti tidak menyapa petugas dengan benar, tidak menempatkan tangan di belakang punggung saat berjalan, dan bahkan memelihara kucing di tempat tidurnya.

Tekanan Internasional
Kasus Dmitriev telah menarik perhatian internasional. Pada Maret 2024, dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia (HRC) Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 40 negara menyerukan pembebasan segera tahanan politik, termasuk Dmitriev.

Mereka juga mendesak Rusia untuk mengakhiri impun1itas, menghentikan penyalahgunaan kekuasaan, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi oposisi politik.

Sejak 2012, lebih dari 4.000 kasus pidana bermotif politik telah dilaporkan di Rusia, menunjukkan tren represi yang terus meningkat.

Kasus Yury Dmitriev menggambarkan realitas pahit yang11 dihadapi para pembela hak asasi manusia dan sejarawan yang bekerja untuk mengungkap kebenaran.

Tekanan dari komunitas internasional menjadi penting untuk menyoroti kondisi ini dan mengadvokasi keadilan bagi para tahanan politik. SSC/MN

Sumber: www.occrp.org



BACA JUGA