Perayaan 21 Tahun Seni Belanak, Malam Ini Pameran Seni Rupa “Pulang” di Galeri Tambud Dibuka

Rabu, 04/09/2024 17:41 WIB
Salah satu lukisan yang dipamerkan

Salah satu lukisan yang dipamerkan

Padangm sumbarsatu.com—Malam ini, Selasa 4 September 2024, pameran seni rupa Komunitas Seni Belanak Padang di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat bertema “Pulang” dibuka. Pameran ini salah satu rangkaian kegiatan perayaan 21 tahun usia Komunitas Seni Belanak yang digelar hingga 7 September 2024.1

Pameran “Pulang” diikuti oleh 31 perupa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Padang, Bukittinggi, Palembang, Tanggerang dan Yogyakarta. Pameran ini merupakan rangkaiam perayaan 21 tahun Komunitas Belanak,

Menurut Syahrial Yayan, kurator dari pameran bersama ini, tema “Pulang” ini dimaknai sebagao proses yang melibatkan ruang dan waktu. Sesuatu kembali pada titik awal.

“Kata pulang akan menciptakan ruang berpikir kreatif. Apakah ada perubahan setelah proses pulang itu terjadi? Bisa jadi seseorang pulang dari merantau karena kerinduan atau ingin membangun ekonomi di kampung halaman. Tentu ini akan menjadi hal yang kompleks karena akan bersentuhan dengan adat dan agama,” kata Syarial Yayan, Selasa 4 September 2024.

Dijjelasannyam tema ini berawal dari lukisan besar yang dibuat oleh Komunitas Seni Belanak untuk memenuhi undangan pameran Open Cp Biennale di Museum Bank Indonesia, Jakarta tahun 2008.

Karya itu dikuratori oleh Asmujo dan berjudul “Pulang”. Karya “Pulang” merupakan repro lukisan Wakidi dan teknik melukis Wakidi, namun ukurannya jauh lebih besar dari lukisan Wakidi yang asli yakni 9 meter x 3 meter. “Pada pameran “Pulang” ini, karya tersebut akan dipamerkan.”

Lukisan “Pulang” menggambarkan beberapa orang perempuan berjalan pulang dari suatu tempat dengan membawa beban junjungan menuju ke suatu tempat dan berlatar belakang alam Minangkabau.

Dikatakan Syahrial Yayan, satu seorang pendiri dari Komunitas Seni Belanak, diksi pulang membuka ruang kepada seniman untuk berpikir dan berekplorasi dalam menemukan tanda-tanda visual dan mengeksekusinya dalam bentuk karya seni.

“Hal ini yang menjadi salah satu kurasi untuk menentukan siapa saja seniman yang akan terlibat dalam pameran. Seniman yang terlibat bukan hanya dari Komunitas Belanak saja tapi juga komunitas seni yang lainnya,” terangnya.

Adapun perupa yang ikut pameran antara lain Ahmat Sarjoni, Ahmat Sofiyan, Alberto, Alif Prayono, Angga Deka Kurnia, Angga Elpatsa, Benny Saputra, Alfarizi Andrinaldi, Dika Andrian, Edi Bonetski, Erianto, Erlangga, Ermansyah, Ferdian Ondira Asa, Fitra Alex, Firdaus, Imam Teguh, Irvan Sawendri, Irwandi, Muhammad Ridwan, Ismail Zulfikar, Iswandi, Novando Mushil, Ridha Nur Safitri, Roni Buya, Sastra Adi Kusuma, Syahrial Yayan, Taufiq Hidayat, Thariq Munthaha, Jufri Gusrianto, dan Zekelver Muharam.

Novando Mushil, Ketua Komunitas Seni Belanak menyebutkan, kegiatan ini dipersiapkan kurang lebih 3 bulan. Adapun untuk pendanaan, komunitas Belanak mengumpulkannya secara suka rela mulai dari sumbangan dari alumni dan anggota, serta penjualan marchendise.

“Sebelum kegiatan ini, kita mengadakan pra kegiatan yang berjudul “Sabalun Pulang”. Kegiatan ini sebagai pemanasan sekaligus mengajak semua kawan dan jaringan untuk mendiskusikan tentang kekaryaan seni rupa sesuai dengan tema pameran “Pulang”.

“Ada 3 kegiatan di 3 titik yang berbeda,” ujar Nando.

Pada 14 Juli 2024 ada Seni Berkreasi bersama anak-anak Gang Muhajirin, di lokasi Sekretariat Komunitas Belanak. Lalu, di  15-16 Juli 2024 digelar Art Exhibition dan Artist Talk bersama perupa Indra Gunawan a.k.a Tranex dan Febri Maulana a.ka Kantuang di Paliospiti Coffee.

{ada 27-28 Juli 2024, ada Performance Art, dan artist talk bersama perupa Alex Fitra dan Alberto di Kupi Batigo Space.

Selain pameran seni rupa nantinya di Pameran “Pulang”, juga ada performce art dari Benny Saputra, Alfarizi Andrinaldi, Edi Bonetski, Febrian Maulana, Indra Gunawan, dan Zekalver Muharam. Ada juga workshop seni oleh berbagai komunitas seni Kota Padang seperti Art Therapy dari Dangau Studio, Workshop Clay dari Monobi Studi, Interaksi Konsentrasi dari Kadai Loket, Bioskop Taman dari Ladang Rupa, dan Worskhop Sablon dari Indonesiasia.

Tidak hanya itu, akan ada juga performance Band dari Dio Classical Guitar, Sending Rasa, Blue Moon, Great God, Rules 18, Lalang, Papan Iklan, Pelangi Belanak dan Hototo.

“Kegiatan ini tidak dipungut biaya. Karenanya kami mengajak seluruh warga Sumatera Barat untuk hadir mengapresiasi karya seni rupa seniman Indonesia,” ujar Nando.

Pameran “Pulang” juga didukung oleh berbagai komunitas dan media serta miyta seperti Telik, Ladang Rupa, Komunitas Kadai Loket, Komunitas Seni Nan Tumpah, Monobi, Zenith Graff, Dangau Studio, Gazp, Sarga, Indonesiasia, Pelita Padang, Minang Lip, Ota Lapau, Media Seni Indonesia, Seni Sumatera, HMJ Seni Rupa, RRI Padang, Infosumbar, Unit Kegiatan Kesenian UNP, Info Seni Sumatera dan lainnya, dan tentu saja Taman Budaya Sumatera Barat.

Komunitas Seni Belanak

Komunitas Seni Belanak didirikan pada tanggal 23 Agustus 2003 merupakan ruang studi dan aktivitas perupa muda di Padang Sumatera Barat. Komunitas ini mencoba mengakomodasi perupa-perupa muda maupun karya-karyanya, lewat pencermatan pada proses dan alur perkembangannya. Komunitas Seni Belanak bergerak secara nonprofit, dan melakukan hubungan kerja dengan berbagai pihak demi menyemarakkan aktivitas berkesenian dan pencerahan apresiasi publik.

Komunitas seni Belanak didirikan oleh puluhan perupa Kota Padang yang berasal dari kelompok Kantau. Mereka memiliki sekretariat yang terletak di Jalan Belanak. Mereka sepakat untuk membuat komunitas yang namanya diambil dari lokasi sekretariat yaitu Belanak.

“Salah satu alasan lain soal penamaan Belanak karena ikan belanak itu hidup berkomunal. Ketika satu ekor mengarah ke kiri maka semuanya akan mengarah ke kiri. Begitu sebaliknya. Karenanya, filosofi itu menjadi semangat bagi Komunitas Seni Belanak untuk membangun kebersamaan dan kolektivitas bersama anggotanya,” jelas Nando. SSC/REL

 



BACA JUGA