TIM
Padang, sumbarsatu.com—Universitas Andalas mengirimkan Tim Tanggap Bencana bersama Pusat Studi Bencana ke wilayah yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, pada Senin, 13 Mei 2024.
Tim ini bertugas melakukan penanganan pascabencana dan melakukan assessment awal untuk memetakan dampak bencana, baik secara fisik maupun nonfisik. Hasil assessment ini menjadi dasar untuk menyusun langkah-langkah pengurangan dampak bencana.
Tenaga ahli di bidang kesehatan dan infrastruktur menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana ini, termasuk di antaranya Prof. Dr. Eng. Ir. Febrin Anas Ismail, Prof. Abdul Hakam, Prof. Fauzan, Prof. Bambang Istijono. MT, Gusti Sumarsih, S.Kp., M.Biomed, Mohd. Jamil, S.Kp., M.Biomed, Ns. Mahathir, M.Kep., Sp.Kep.Kom, dan Ns. Zafitra Patriotga, S.Kep. Selain itu, terdapat juga tenaga ahli dari bidang sosial dan budaya, seperti Yenny Narny, SS., MA., Ph.D.
Rektor Universitas Andalas, Dr. Efa Yonnedi, SE. MPPM, Akt, CA, CRGP saat melepas tim menegaskan bahwa hasil penilaian awal akan menjadi penentu jenis bantuan yang akan diberikan oleh Unand kepada daerah terdampak.
“Unand tidak hanya menyiapkan tim ahli untuk ditempatkan di lapangan, tetapi juga telah meminta Rumah Sakit Unand untuk bersiap siaga dalam menangani korban yang membutuhkan pertolongan medis darurat. Unand berharap keterlibatan, kerjasama, dan gotong royong dalam penanganan dampak bencana ini dapat mempercepat pemulihan infrastruktur, dan menggerakkan kembali roda perekonomian,” kata Efa Yonnedi.
Banjir bandang yang disebabkan oleh lahar hujan dari Gunung Marapi, Singgalang, dan Tandikek pada Sabtu malam tanggal 11 Mei 2024 telah menewaskan lebih dari 43 orang dan merusak ratusan bangunan, termasuk rumah warga dan fasilitas umum.
Akses jalan nasional antara Padang dan Bukittinggi juga terputus total akibat tergerusnya aspal di sekitar Air Terjun Lembah Anai. Kerusakan materil seperti rumah warga, tempat usaha, dan infrastruktur lainnya menjadi salah satu dampak utama dari bencana ini, menimbulkan urgensi dalam upaya penanganan darurat dan pemulihan.
Ketua Pengarah Tim Tanggap Bencana, Gusti Sumarsih, S.Kp., M.Biomed, menyatakan bahwa kedatangan tim ke lokasi akan menjadi dasar bagi penentuan langkah-langkah selanjutnya dalam penanganan bencana.
“Informasi yang diperoleh dari penilaian tersebut akan membantu dalam merumuskan strategi penanggulangan yang efektif dan tepat sasaran, baik dalam rehabilitasi infrastruktur maupun pemberian bantuan langsung kepada masyarakat terdampak. Selain itu, kehadiran tim juga akan memberikan dorongan moral bagi masyarakat yang terdampak, menunjukkan bahwa bantuan dan perhatian sudah dalam perjalanan untuk membantu mereka menghadapi situasi sulit ini,” tambah Gusti Sumarsih.
Untuk ke depan, Ketua Pusat Studi Bencana, Prof. Fauzan menyatakan pemerintah harus memberikan perhatian penuh terhadap daerah-daerah rawan bencana.
"Aspek lingkungan yang pro pada penjagaan alam serta memperhatikan penerapan mitigasi bencana harus diterapkan secara tegas dan konsisten sehingga proses alami alam tidak menimbulkan kerugian," jelas Fauzan. SSC/PIK