OLEH Annisa Mutia Rahmah (Mahasiswa Universitas Adzkia Angkatan 2020)
PARTISPASI pemilih pemula dalam perlaksanaan pemilihan umum yang akan digelar 14 Februari 2024 memiliki dampak signifikan dalam menentukan arah politik dan kebijakan negara. Partisipasi mereka menjadi suara segar yang dapat mencerminkan dinamika perubahan sosial, aspirasi baru, dan pandangan yang inovatif terhadap isu-isu kritis. Keterlibatan aktif pemilih pemula tidak hanya menciptakan demokrasi yang lebih dinamis, tetapi juga memperkaya diskursus politik dengan perspektif yang lebih luas.
Komisi Pemilihan Umum (KPU), menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Penetapan DPT dilakukan melalui Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tingkat Nasional Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Minggu (2/7/2023). Rekapitulasi pemilih tetap tingkat provinsi khususnya Sumatera Barat terdapat 4.088.606 pemilih. Berdasarkan data tersebut KPU Sumatera Barat mencatat terdapat 11.529 pemilih baru dalam rekapitulasi DPT untuk Pemilu 2024 mendatang. Kota Padang menempati posisi kedua dengan jumlah 1.109 pemilih baru paling banyak setelah Kabupaten Pasaman barat dengan jumlah 3.685 pemilih baru.
Salah satu aspek penting dari partisipasi pemilih pemula adalah kemampuan mereka untuk membawa perubahan positif. Dengan memilih calon yang mewakili nilai-nilai dan harapan mereka, pemilih pemula dapat membantu membentuk pemerintahan yang lebih responsif terhadap kebutuhan generasi masa depan. Pemilih pemula dapat dianggap sebagai agen perubahan yang mampu memberikan dorongan baru untuk kemajuan. Pentingnya partisipasi pemilih pemula juga terletak pada penyebaran nilai-nilai demokrasi di kalangan generasi yang akan datang.
Melalui pengalaman berpartisipasi dalam pemilihan, pemilih pemula belajar tentang hak-hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Ini menciptakan dasar kuat untuk pemahaman demokrasi yang lebih mendalam di kalangan generasi mendatang.
Meskipun pemilih pemula memiliki potensi besar, tantangan seperti ketidakpahaman politik dan kurangnya kesadaran akan pentingnya hak suara masih menjadi kendala. Oleh karena itu, pendidikan politik yang lebih efektif dan aksesibilitas informasi tentang proses pemilihan harus ditingkatkan untuk memotivasi pemilih pemula agar lebih terlibat.
Hal tersebut juga disadari oleh Qawarira (17 tahun) sebagai pemilih pemula yang masih duduk di bangku SMA.
“Ini kesempatan saya yang pertama ikut serta dalam pemilu. Saya merasa bertanggung jawab dengan suara yang saya miliki untuk dapat menentukan nasib bangsa Indonesia 5 tahun mendatang. Maka dari itu saya mencoba untuk terus memperbarui informasi-informasi mengenai calon presiden dan wakil presiden dengan mengikuti acara debat yang dilaksanakan di televise,” katanya.
Selain itu, tambahnya, berbagai informasi mengenai apa saja yang sudah dilakukan oleh calon presiden dan calon wakil presiden selama menjabat sebelumnya. Ini menjadi pertimbangan saya dalam memilih pada pemilu yang akan dilaksanakan pada Februari mendatang.
Menurut Norfianto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 14 Padang, pihak sekolah sudah berupaya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi pemilih pemula dengan berkolaborasi dengan pihak PPK Lubuk Kilangan.
“Kami sudah melakukan kegiatan sosialisasi pentingnya partisipasi pemilih pemula dan bagaimana tata cara pemilu di lapangan SMAN 14 Padang pada Jumat, (6/10/2023) yang lalu. Kami berkolaborasi dengan pihak PPK Lubuk Kilangan yang merupakan perpanjangan tangan dari KPU Kota Padang untuk memberikan informasi mengenai pemilu tersebut kepada seluruh siswa dengan harapan seluruh siswa dapat memahami pentingnya partisipasi mereka dalam pemilu. Informasi ini tidak hanya bagi pemilih pemula, tetapi semua siswa untuk mendukung membangun bangsa yang demokratis,” ujar Nofrianto pada Minggu, (31/12/2012).
Upaya ini yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan, masyarakat, dan lembaga terkait untuk bersatu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi pemilih pemula.
Pentingnya partisipasi pemula harus disadari oleh semua pihak untuk mendukung pesta demokrasi. Hanya dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, Indonesia dapat membangun masa depan demokratis yang kokoh dan berkelanjutan. *