
Konsolidasi Relawan dan Partai Pendukung Anies Baswedan
Yogyakarta, sumbarsatu.com– Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) merilis hasil survei 61,3 persen responden menginginkan perubahan dan 38,7 persen responden ingin melanjutkan kebijakan pemerintah Joko Widodo.
Survei yang dilakukan pada 29 Mei – 7 Juni 2023 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan Computerized Assisted Personal Interview (CAPI).
Di sisi lain, banyak warga yang sebenarnya menyukai Anies Baswedan, namun belum mendukung dan menentukan pilihan kepada Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini. Mereka belum menentukan pilihan karena menganggap ada sebagian pendukung Anies Baswedan ‘suka berisik’ atau melakukan kritik yang berlebihan kepada pemerintah.
Menanggapi hal itu, Dr. Tony Rosyid, pengamat politik dan pemerhati bangsa mengakui, kelompok yang berisik itu umumnya merupakan bagian dari masyarakat ordinary people.
“Orang suka sama Anies tapi serta merta tidak suka dengan penguasa, ini banyak. Ini memang sangat emosional, merasa puas saat merasakan efek kesalnya itu terlampiaskan,” kata Tony Rosyid saat menjadi pembicara Workshop Relawan Anies yang digelar oleh Relawan Anies Alumni Gadjah Mada (Relagama) pada dilansir KBANews pada Minggu, 25 Juni 2023.
Menurut dia, relawan Anies Baswedan perlu merangkul kelompok ‘suka berisik’ ini. Salah satunya sama-sama mengingatkan dan penyadaran untuk sikap politik-politik yang dilakukan relawan Anies di tingkat bawah yang mestinya lebih bijak dan terukur. Bersikap persuasif lebih baik dibanding reaktif. “Reaktif itu kadang muncul dar ekspresi dari kepuasan diri, bahkan melakukan kritik yang cenderung menjelek-jelekkan,” ungkapnya.
Cara penyadaran yang dilakukan misalnya dengan tulisan, atau dalam bentuk meme, video dan lisan yang pesannya agar relawan Anies tidak melakukan hal yang kontraproduktif. Kritik terhadap penguasa itu hal yang biasa, tetapi kalau sampai menjelek-jelekkan membuat orang lain menjadi antipati.
“Itu akan membuat antipati terhadap orang-orang yang selama ini menginginkan perubahan menjadi tidak simpati terhadap sikap dan narasi politik yang melampaui batas,” jelasnya.
Di sisi lain, kata dia, relawan Anies Baswedan harus lebih banyak menyebarkan hal-hal yang konstruktif dan produktif. “Bagi saya, narasi yang selalu digaungkan Anies yang mengingatkan para relawan agar tidak menjelekkan lawan, tidak berhadapan secara kontraproduktif dengan lawan, perlu diperbanyak, baik dari Anies sendiri maupun oleh para relawan,” paparnya.
Dengan begitu, hasil survei 61,3 persen yang menginginkan dan pro perubahan, baik yang undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) dan swing vooter (massa mengambang atau pemilih yang masih mungkin berpindah-pindah pilihan) bisa masuk menjadi bagian dari pendukung dan pemilih Anies Baswedan.
Relawan Daki Gunung Rinjani
Sukses dengan pendakian Gunung Rinjani pada tahun lalu, relawan Anies Baswedan kembali menggelar kegiatan yang sama pada 17 Agustus 2023 mendatang.
Selain memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan RI, sebanyak 17 relawan juga akan menggaungkan Anies Presiden 2024 di puncak gunung dengan ketinggian 3.726 mdpl yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
“Motonya adalah dari ‘Puncak Rinjani Doa untuk Pak Anies Presiden 2024’,” jelas Ketua Panitia Anies di Puncak Rinjani 2022 lalu, Nasrudin Arony, kepada KBA News Minggu, 25 Juni 2023.
Nasrudin yang kini menjadi Koordinator Relawan Anies Sunda Kecil (Relasuka) meliputi Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengatakan pihaknya akan mengundang relawan dari seluruh Indonesia, terutama yang tergabung dengan Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) dan juga semua simpul relawan yang ada NTB di luar KoReAN.
“Tapi yang mendaki nanti 17 orang,” ucapnya menyesuaikan jumlah pendaki dengan tanggal kemerdekaan Indonesia.
Sementara relawan lain yang tidak turut mendaki, akan mengikuti serangkaian kegiatan di kaki gunung tertinggi kedua di Indonesia tersebut, tepatnya di area perkemahan. Mereka akan melaksanakan upacara, mengarak bendera Merah Putih dan baliho besar bergambar Anies Baswedan berukuran 9 x 9 serta menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan.
“Kita akan perlihatkan kepada dunia bahwa relawan khususnya yang tergabung dalam KoReAn dan seluruh simpul yang ada di NTB menjadi satu kesatuan kompak memperjuangkan Bapak Anies Baswedan,” ucap ayah tiga anak berusia 64 tahun ini.
Ia menargetkan kegiatan tersebut akan diikuti 300-an relawan dengan memakai seragam simpul masing-masing. Dengan perincian dari 250 simpul se-Indonesia yang tergabung dalam KoReAn dan seluruh simpul di NTB mengirimkan perwakilannya.
Bagi yang tidak hadir, dia meminta pimpinan simpul relawan mengirimkan bendera mereka masing-masing.
“Karena nanti akan kibarkan sama-sama,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui saat ini simpul relawan Anies lebih dari 500. Mereka pada umumnya tergabung dalam wadah besar. Selain KoReAn, terdapat lima wadah simpul lainnya. Yaitu, Sekber Kuning Ijo Biru (KIB), Forkom Simpul Relawan Anies, Sekber Kolaborasi Relawan ABW, Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), dan Perhimpunan Indonesia Muda 98 (PIM 98).
Jatim dan Jateng Inginkan Anies
Di tempat terpisah, setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat kesan kuat bahwa rakyat di kedua daerah itu menghendaki perubahan.
Andrianto Andri
Masyarakat merasakan bahwa selama 10 tahun terakhir ini hidup mereka tidak semakin baik. Kesejahteraan yang didambakan malah semakin susah didapat.
“Dalam beberapa bulan ini, saya sering diajak mendampingi Pak Habil Marati dari Forum Ka’bah Membangun (FKM) yang juga koordinator Relawan Kuning Ijo Biru (KIB) berkunjung ke dua daerah itu. Rakyat di sana ingin perubahan,” kata Andrianto Andri, pengamat politik yang juga akvitis pergerakan Angkatan 98.
Dikatakan Andri, dia sempat beberapa kali ke Yogyakarta, bahkan dalam bulan Juni ini melakukan safari ke kampus-kampus Solo dan Semarang. Keinginan untuk perubahan itu sangat besar.
“Semangat mahasiswa untuk berubah jelas betul di kedua basis massa partai banteng dan kaum abangan itu,” kata alumni Ilmu Politik Unas Jakarta itu.
Apalagi di daerah basis santri dan NU di Pantai Utara Jawa Tengah dan Timur. Aspirasi agar Presiden mendatang lebih bermoral dan Islami terlihat nyata. Inilah yang diduga melatarbelakangi pertemuan PB NU dan PP Muhammadiyah pada Kamis, 25 Mei 2023, yang menyerukan agar kepemimpinan moral terwujud dalam Pilpres 2024.
Kedua ormas Islam terbesar di Indonesia itu menyatakan keprihatinan bahwa pemilu dan Pilpres sudah disitir oleh kepentingan pragmatis yang tidak lagi berpihak kepada kepentingan rakyat banyak. Ratusan triliun biaya yang dikeluarkan tetapi bagai tidak berdampak bagi bangkitnya moral dan kesejahteraan rakyat banyak.
Menurut Andri, sebagai pendukung Anies, FKM sudah menemui para ulama di Jateng dan Jatim. Para kyai itu merasa prihatin atas nasib rakyat banyak yang relatif tidak berubah kesejahteraannya. Angka kemiskinan di Jateng tetap tinggi dalam 10 tahun pemerintahan Ganjar. Malah rakyat Wadas dan Kendeng di Jateng tersingkirkan oleh kepentingan bisnis yang disokong Ganjar.
Kendeng terletak di Kabupaten Purworeja dan Wadas di Kabupaten Rembang. Rakyat di kedua tempat itu sedang berjuang agar tanahnya tidak dirampas menjadi pabrik oleh pengusaha. Gubernur Jateng Ganjar dengan alasan pembangunan memihak pengusaha yang ingin memiliki lahan di sana dan berhadapan dengan kepentingan petani pemilik lahan tersebut.
Aspirasi perubahan itu nyata. “Rakyat berharap Anies menjadi Presiden agar penderitaan mereka berakhir. Mereka yakin Anes bisa menyelesaikan masalah mereka. Berkaca pada kasus reklamasi Pantai Utara Jakarta di mana Anies tegas berpihak kepada rakyat, mereka yakin jika menjadi Presiden, Anies bisa menyelesaikan masalah Wadas dan Kendeng itu,” demikian Andrianto. SSC/KBA