Sabtu, 08/02/2020 17:47 WIB

Batang Air Laweh Meluap, Jembatan Batu Manjulur "Asal Jadi" Hanyut

Batang Air Laweh meluap dan menghanyutkan jembatan Batu Manjulur, penghubung jalan kabupaten dari Nagari Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan menuju Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari di Kabupaten Sijunjung, Sabtu (8/2/2020).

Batang Air Laweh meluap dan menghanyutkan jembatan Batu Manjulur, penghubung jalan kabupaten dari Nagari Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan menuju Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari di Kabupaten Sijunjung, Sabtu (8/2/2020).

Sijunjuang, sumbarsatu.com—Batang Air Laweh meluap dan menghanyutkan jembatan Batu Manjulur, penghubung jalan kabupaten dari Nagari Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan menuju Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari di Kabupaten Sijunjung, Sabtu (8/2/2020).

Kejadian itu persisnya pukul 05.30 yang disaksikan oleh warga di sekitar. Luapan Batang Air Laweh yang berhulu di Danau Kembar, Kabupaten Solok  itu menurut Wali Nagari Batu Manjulur Sutrisno, yang terbesar melanda nagarinya setelah terjadi pada 1954.

"Dari Jumat malam hingga Sabtu siang hujan tidak berhenti turun. Luapan Batang Air Laweh sekarang yang terbesar dalam setengah abad ini," ucap Manjulur Sutrisno kepada sumbarsatu di warung di samping jembatan yang putus itu.

Salah seorang warga Ir (40) mengaku, seminggu yang lalu berdiri di atas jembatan Batu Manjulur itu dan merasakan konstruksinya tidak beres.

"Saya menghadap ke mudik Batang Air Laweh. Bila kendaraan lewat di atas jembatan, terasa benar guncangannya, walau cuma sepeda motor. Padahal jembatan beton dan baru berdiri satu tahun ini," ujarnya.

Dari berbagai sumber yang dihimpun sumbarsatu, jembatan Batu Manjulur itu dibangun dengan uang APBD Sijunjung tahun anggaran 2018 sebesar Rp819 juta lebih. Kontraktornya CV Karya Muda 1995 dari Solok. Durasi pengerjaannya 210 hari kalender dan tanggal kontrak 26 April 2018.

Dalam pelaksanaannya sering kali terhenti, dan beberapa kali sempat SCM. Bahkan kontraktornya sempat lari, meninggalkan pekerjaan yang terbengkalai.

"Jembatan itu belum sempurna. Ada beberapa geronjong di bawah jembatan yang belum dipasang. Mengenai permasalahan ini Dinas PUPR Sijunjung yang lebih tahu," ujar Sutrisno.

Selain menghanyutkan jembatan Batu Manjulur yang dibangun asal jadi itu, luapan Air Batang Laweh juga merusak irigasi Batang Laweh, merendam sawah 65 hektar yang baru 50 hari tanam, kebun karet 2 hektar, menghanyutkan ternak, mesin bajak, merusak 1 rumah, dan mengisolasi 14 KK.

"Korban jiwa tidak ada. Kerugian ditafsir mencapai Rp2,5 milyar," terang Wali Nagari Batu Manjulur Sutrisno.

Ia berharap, segera ada solusi terputusnya jembatan Batu Manjulur. Karena itu vital bagi aktivitas masyarakat. SSC/Thendra)

BACA JUGA