Salah seorang analis sedang menguji sampling di UPTD Lingkungan DLH Kota Pariaman
Kota Pariaman, sumbarsatu.com--UPTD Labor lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pariaman mampu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Kota Pariaman. PAD tersebut berasal dari biaya sampling pengujian air berbagai pabrik, depot dan instansi pemerintah di Sumbar.
DLH Kota Pariaman telah menjalin kerja sama dengan lima kabupaten/kota di Sumbar antara lain Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padangpanjang dan Kota Payakumbuh.
“Hingga Juli 2018 ini kita sudah menerima Rp170 juta dari biaya sampling berbagai daerah baik yang sudah MoU atau pun yang belum. Sementara Kota Pariaman menargetkan hanya 130 juta di tahun 2018 ini. Kalau dilihat dari sektor usaha dan limbah, Kota Pariaman ini berpotensi menghasilkan Rp. 600 juta dari biaya sampling hanya saja saat ini kita terbentur oleh biaya operasional," kata Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Ferry Abidin ketika ditemui di kantornya, Jumat (14/9/2018).
Untuk biaya yang dipungut saat pengujian sampling sangatlah murah jika dibanding daerah lain. Misalnya saja pengujian depot air dengan parameter lengkap dikenakan biaya Rp610 ribu per tiga bulan dan untuk pengujian dua parameter dikenakan biaya Rp200 ribu per tiga bulan sesuai dengan Perda nomor 5 tahun 2016. Sedangkan di daerah lain bisa mencapai angka di atas satu juta untuk pengujian air komplit dan Rp350 ribu untuk pengujian dua parameter.
“Sedangkan potensi PAD yang dapat dihasilkan dari UPTD ini bisa mencapai angka Rp. 600 juta kalau seluruh pengusaha pabrik dan depot air di Kota Pariaman ini melakukan pengujian sampling ke sini”, lanjutnya.
Labor ini berdiri sejak tahun 2014 dengan standar pelayanan dan mutu sendiri. Baru pada tahun 2017 lalu, labor ini resmi mendapatkan akreditasi internasional tingkat Asia yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Nasional Republik Indonesia (KAN RI).
“Labor ini penekanannya lebih ke pengawasan atau pemantauan lingkungan hidup di empat media anatara lain air, tanah, udara dan limbah B3 ( bahan beracun berbahaya ), namun untuk Kota Pariaman saat ini masih lebih fokus pada air saja, karena keterbatasan anggaran, “ungkapnya.
“Laboratorium ini sendiri ada dua tingkatannya, labor penguji dan labor lingkungan. Sejak UPTD lingkungan ini mendapatkan akreditisasi internasional maka kami lebih yakin untuk menjual jasa sampling (sampel) ke seluruh wilayah di Sumbar khususnya dan Asia pada umumnya, karena Kota Pariaman adalah salah satu daerah dari lima daerah di Sumbar yang memilik labor penguji dan sudah terakreditasi internasional,” (SSC)