Padang, sumbarsatu.com — Festival Pencak Silat Tradisi bertajuk “Festa Kita: Menjaga Warisan, Menghidupkan Ekspresi” sukses digelar di Teater Tertutup Mursal Esten, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Padang (UNP), Kamis (25/12/2025).
Kegiatan ini menjadi ruang temu antara tradisi, seni pertunjukan, dan olahraga rekreasi, sekaligus upaya konkret pelestarian pencak silat sebagai warisan budaya bangsa.
Festival ini merupakan hasil kolaborasi antara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) Sumatera Barat dengan Art Manajemen Sendratasik 2024 FBS UNP.
Selain menampilkan kompetisi pencak silat tradisi, kegiatan ini juga dirancang sebagai wahana pembelajaran langsung bagi mahasiswa, khususnya dalam menerapkan praktik manajemen seni pertunjukan yang dipelajari selama semester Juli–Desember 2024.
Ketua Pelaksana kegiatan, Rizka Fauziah Tanjung, mengungkapkan kebanggaannya atas keterlibatan mahasiswa Art Manajemen Sendratasik dalam penyelenggaraan festival tersebut. Menurutnya, Festa Kita tidak sekadar perhelatan seni dan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium praktik pengelolaan event secara profesional.
“Festival ini menjadi ruang penerapan nyata ilmu manajemen seni pertunjukan yang kami pelajari selama satu semester. Mahasiswa terlibat langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan,” ujar Rizka di sela-sela acara.
Meski berlangsung sukses, Rizka mengakui jumlah peserta yang mengikuti festival kali ini belum maksimal. Faktor cuaca yang tidak menentu serta bencana alam di sejumlah daerah disebut menjadi kendala kehadiran beberapa perguruan silat.
Salah satu keunikan Festival Pencak Silat Tradisi “Festa Kita” terletak pada konsep arena pertandingan. Seluruh nomor dipertandingkan di atas meja, sebuah pendekatan yang jarang dijumpai dalam kompetisi pencak silat.
Untuk kategori perseorangan, meja yang digunakan berukuran tinggi 50 sentimeter, lebar 40 sentimeter, dan panjang 150 sentimeter. Sementara kategori berpasangan menggunakan meja dengan tinggi 100 sentimeter, lebar 122 sentimeter, dan panjang 180 sentimeter.
Konsep tersebut menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pesilat, sekaligus menonjolkan nilai artistik, keseimbangan tubuh, dan estetika gerak pencak silat tradisi sebagai seni pertunjukan.
Ketua DPW PPSI Sumatera Barat, Prof. Indrayuda, Ph.D., menyampaikan bahwa festival ini akan diupayakan menjadi agenda rutin tahunan. Selain sebagai upaya pelestarian pencak silat tradisi, kegiatan ini juga diharapkan menjadi ajang penjaringan bibit-bibit pesilat unggul untuk dikirim ke tingkat nasional.
“Kami mendorong agar festival ini menjadi agenda tahunan DPW PPSI Sumatera Barat. Ini penting, tidak hanya untuk menjaga tradisi, tetapi juga sebagai wadah pembinaan atlet yang nantinya bisa mewakili Sumatera Barat di tingkat nasional, termasuk Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas),” ujar Indrayuda dalam relis yang diterima sumbarsatu, Kamis (25/12/2025).
Ia menambahkan, dalam dua penyelenggaraan Fornas terakhir di Bandung dan Lombok, PPSI Sumatera Barat secara konsisten menjadi salah satu penyumbang medali emas terbanyak bagi kontingen Sumatera Barat.
Festival Pencak Silat Tradisi “Festa Kita” diikuti oleh tujuh perguruan silat, di antaranya Kali Aia Sakti, Pamenan Hati, Singo Barantai (tiga tim), Singo Gurun (dua tim), Ambun Sakaki, Tempat Teso Kasang, serta perguruan silat lainnya.
Adapun nomor yang dipertandingkan meliputi kategori perseorangan putra dan putri dengan 11 peserta, kategori berpasangan putra dan putri yang diikuti tujuh pasang, serta kategori berkelompok beranggotakan tiga hingga lima orang yang diikuti lima kelompok.
Melalui festival ini, panitia dan DPW PPSI Sumatera Barat berharap pencak silat tidak hanya dipandang sebagai cabang olahraga semata, melainkan juga sebagai seni tradisi yang sarat nilai budaya, estetika, serta filosofi kehidupan masyarakat Minangkabau dan Indonesia secara luas. ssc/rel