Masrli Rahman
Padang, sumbarsatu.com--Kabar duka menyelimuti ranah Minangkabau, Masrli Rahman (76), salah seorang putra terbaik ranah ini, yang pernah menjabat Gubernur Provinsi Sumatera Barat tahun 2009-2010, juga seorang akademisi, meninggal dunia pada Sabtu (28/7/2018) pukul 07.00 di kediamannya Jalan Fisika III (Blok B II) Komplek Unand Ulu Gadut Padang.
Berita duka ini, dibenarkan Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman Rizal lewat pesan di media sosial.
"Barusan saya telepon untuk konfirmasi ke Ka Biro Hukum Provinsi. Beliau tetangga Pak Marlis (Marlis Rahman). Benar, Pak Marlis sudah mendahului kita pukul 07.00 tadi," kata Jasman Rizal, Sabtu (28/7/2018).
Ucapan duka pun mengalir di pelbagai media sosial, sesaat setelah beredarnya informasi kepergian tokoh Sumatera Barat ini.
Suasana di rumah duka Jalan Fisika III (Blok B II) Komplek Unand Ulu Gadut Padang. (Foto Abenk)
Prof. Dr. H. Marlis Rahman, M.Sc. lahir di Bukik Cangang, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi pada 9 Juni 1942 adalah akademisi, pengajar, dan politisi Indonesia. Ia adalah putra pasangan almarhum Malin Batuah dan almarhumah Lian, yang merupakan Gubernur Sumatera Barat yang dilantik oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi pada Senin 7 Desember 2009.
Sebelumnya Marlis Rahman, merupakan Wakil Gubernur terpilih bersama Gubernur, Gamawan Fauzi. Pasangan ini merupakan gubernur pertama yang dipilih secara langsung oleh masyarakat Sumbar dan dilantik pada 15 Agustus 2005.
Sebelum masuk ke ranah pemerintahan, Marlis Rahman menjabat Rektor Unand dua periode (1995-2005).
BACA: Capaian Anak Tukang Padati Itu Dikisahkan dalam Buku Autobiografi
Sosok dari sederhana ini, dalam buku autobiografinya: "Prof Dr Marlis Rahman, M.Sc: Gubernur Cendekiawan" mengaku tak terbersit sedikit pun dalam pikirannya bercita-cita menjadi pejabat dan orang penting di negeri ini. Galibnya seorang anak remaja, kehidupannya diwarnai kenakalan dan keusilan serta sangat menyenangi olahraga angkat besi, sepakbola, dan olahraga yang "keras-keras" lainnya.
Selain itu, sebagai anak tukang padati (alat angkut di masa lalu yang menggunakan kerbau), masa kecilnya penuh dengan keprihatinan ekonomi dan karena pendudukan Jepang yang keras. Bapaknya tulang punggung keluarga bernama Rahman Sutan Batuah, bersama istrinya, Lian, pasangan ini dikarunia lima orang putra-putri. Marlis sendiri anak bungsu.
"Apak saya sosok yang tangguh dan pekerja keras. Bapak bekerja sebagai tukang padati yang mengangkut beragam hasil bumi antarnagari di Minangkabau. Sementara Amak saya, yang akrab disapa Mak Andah, sosok ibu perempuan yang sederhana kendati tak bersekolah, namun punya perhatian serius dengan pendidikan anaknya," kata Maslis Rahman dalam buku itu.
Marlis Rahman beristrikan Mairawita Marlis (Wiwik), bersama Salsa Fauzania (anaknya), berduet menyanyikan lagu "Kisah Cinta untuk Starla" yang menyentuh rasa dengan suara serak-serak basah. Suasana saat peluncuran buku pada Minggu malam (24/9/2017), membahagiakan.
Marlis Rahman menyelesaikan pendidikan SD No 2 Bukitinggi, SMP 4 Bukittinggi dan SMA 1 Bukittinggi, dan melanjutkan ke FMIPA di Universitas Andalas, selanjutnya Marlis Rahman ke University of Ohio Amerika Serikat, Master of Science (M.Sc), serta University of Ohio Amerika Serikat, Doctor of Phylosophy (Ph.D).
Keluarga almarhum sepakat, Marlis Rahman akan dimakamkan setelah salat Ashar di kompleks Pemakaman Dosen Unand Ulu Gaduik Padang, walau sebelumnya kemenakan almarhum meminta mamaknya dimakamkan di pandam pekuburan di Bukittinggi. (SSC/MN)