Dalami Strategi Media Massa, Magister Komunikasi Unand Sambangi "Padeks" dan "Padang TV"

SINKRONISASI MEDIA DAN HUMAS

Jum'at, 11/05/2018 23:03 WIB
Dosen dan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unand bersama Pemred Padang Ekspres dan Padang TV di Adinegoro Room Graha Pena Padang, Jumat (11/5/2018)

Dosen dan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unand bersama Pemred Padang Ekspres dan Padang TV di Adinegoro Room Graha Pena Padang, Jumat (11/5/2018)

Padang, sumbarsatu.com—Sebanyak 24 mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Andalas mendatangi Gedung Graha Pena Padang,  Jumat (11/5/2018). Kedatangan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi angkatan 2017 tersebut disambut antusias dua pemimpin redaksi media cetak dan televisi, Harian Padang Ekspres dan Padang TV

Pemimpin Redaksi Harian Padang Ekspres Heri Sugiarto mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih atas kunjungan tersebut. Baginya,  kunjungan itu semakin meyakinkan bahwa Harian Padang Ekspres selalu menjadi media massa yang dipercaya sebagai tempat menimba ilmu jurnalistik. 

"Sekaligus sebagai tempat berdiskusi," ujar Heri dan dibenarkan Pemimpin Redaksi Padang TV,  Nashrian Bahzein di Adinegoro Room,  Graha Pena, Padang.

Kedatangan mahasiswa juga disertai dosen Dr Elva Ronaningroem serta Dr Sarmiati. Menariknya lagi, dalam kunjungan itu,  seluruh mahasiswa tampak antusias bertanya dan mendengarkan setiap pemaparan yang disampaikan kedua pemimpin redaksi. 

Heri Sugiarto menyebut, selama ini pihaknya juga selalu menjalin kerja sama dengan hubungan masyaralat (humas) di pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Jalinan kemitraan ini terjalin baik. Meski diakuinya cukup banyak kendala yang dihadapi.

"Ada humas yang tidak aktif berkomunikasi dengan media," ungkap Heri. 

Menurutnya,  humas sudah seharusnya menjalin komunikasi yang intens dengan media. Padahal sebenarnya,  dengan jalinan komunikasi yang baik dengan media akan menguntungkan bagi pemerintah. 

"Terutama dalam memublikasikan kegiatan, program,serta kepala daerah itu sendiri," tutur Heri. 

Daerah yang kurang mampu menjalin komunikasi dengan media massa justru merasakan dampak berbeda.  Saat muncul isu di daerah tersebut dan isu itu menjadi liar, akibatnya humas lambat merespons. Citra kepala daerah pun terganggu. 

"Jika humasnya menjalin komunikasi baik dengan media,  isu berkembang akan cepat dinetralisir," jelasnya. 

Heri menekankan,  faktor sumber daya manusia di humas juga menjadi kendala selama ini dalam merespon isu berkembang.  Banyak yang beranggapan humas adalah tempat buangan. Padahal menurut Heri,  humas adalah posisi strategis. 

"Citra kepala daerah terletak di humas," ucapnya. 

Cukup banyak pejabat yang berhasil berkat punya latar belakang pernah bertugas di humas. Seperti Gamawan Fauzi maupun Boy Rafli Amar di kepolisian. 

"Sudah seharusnya pemerintah menempatkan pejabat di humas orang yang memiliki kemampuan tinggi dan orang-orang pilihan," tutur Heri. 

Heri menerangkan, humas mesti diisi orang berlatar belakang pendidikan ilmu komunikasi. Sehingga dalam menulis press release, dapat ditulis dengan baik dan sesuai kaidah jurnalistik.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Padang TV Nashrian Bahzein mengungkapkan, jurnalistik televisi sedikit berbeda dengan media cetak dan lainnya.  Segmen acara pun terbagi dua,  yakni news dan non news.  Penonton lebih menyukai segmen nonnews

"Segmen ini mesti mampu diambil alih oleh humas dalam mempromosikan daerahnya," sebut Nashrian. 

Nashrian menilai,  humas dewasa ini cenderung melakukan personal branding kepada kepala daerahnya sendiri. Padahal bagi media,  hal ini sangat tidak menarik.

"Media tentu ingin melihat humas itu mampu menjadi merah,  jantan,  membuai,  mempesona media. Sehingga tanpa disuruh humas pun, media tetap jalan (mempublikasikan daerah)," ulas Nashrian.

Namun begitu,  Nashrian menekankan bahwa kedekatan antara humas dengan wartawan tidak boleh terlalu mesra. Harus tetap dalam konteks profesional dan saling menghargai. 

"Kalau keduanya mesra, akan merugikan masyarakat," tukuknya. 

Nashrian pun mengajak setiap pranata humas untuk mampu menulis tentang informasi pembangunan di daerah masing-masing. Sebab berita tersebit lebih disukai masyarakat ketimbang berita pencitraan kepala daerah. 

Dalam kunjungan mahasiswa itu juga hadir wartawan senior dan salah seorang perintis koran Padang Ekspres, Wiztian Yoetri. Sesepuh media yang juga tengah menimba ilmu di Magister Ilmu Komunikasi Unand ini menyebut bahwa humas mesti banyak belajar ke media.  Terutama dalam memublikasikan kegiatan daerah.

Dosen Ilmu Komunikasi Unand Dr Elva Ronaningroem berterima kasih atas sambutan hangat dua media pada sore itu. Menurutnya, cukup banyak informasi dan pengetahuan yang diperoleh pada diskusi tersebut. 

"Kami berterima kasih atas sambutan yang cukup hangat ini.  Banyak informasi yang kita peroleh," ucapnya. 

Di pengujung sesi, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Unand menyerahkan cenderamata kepada kedua pemimpin redaksi media tersebut. Cenderamata diserahkan Dr Elva Ronaningroem kepada Heri Sugiarto. Dr Sarmiati juga tampak menyerahkan plakat kepada Pimred Padang TV Nashrian Bahzein. (SSC/Charlie)



BACA JUGA