
-
Lubuk Basung,sumbarsatu.com- kebangkitan silat di Kabupaten Agam, diiringi dengan menggeliatnya kesenian tradisional sampai ke pelosok nagari. Kenyataan itu mendapat sambutan hangat para pencinta kesenian tradisi di daerah itu.
Salah satu sanggar kesenian yang banyak diminati anak dan remaja adalah Sanggar Kesenian Minang Batu Palano Saiyo, Jorong Balai Ahad, Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung.
Sanggar kesenian tersebut berdiri November 2015. Menurut Ketua Sanggar, Maizul Amri St. Pamenan, tujuannya adalah untuk mencegah para generasi di kawasan itu terjerumus pergaulan yang kurang sehat. Dengan berkesenian, dan belajar seni bela diri di sanggar, diharapkan waktu luang dan enerji mereka termanfaatkan untuk hal yang bermanfaat, sehingga mereka tidak lagi terpengaruh pergaulan yang bisa merusak masa depan mereka.
“Kami ngeri melihat maraknya penyalahgunaan narkoba, dan minuman keras. Dengan adanya sanggar ini, kami berharap generasi muda kami bisa terhindar dari bahaya narkoba, minuman keras, dan pergaulan yang merusak,” ujarnya, dalma perbincangan dengan sumbarsatu.com, Kamis (2/3/2017), di Pasar Padang Baru Lubuk Basung.
Dijelaskan, saat ini di sanggar tersebut, para anggota sanggar diberi keterampilan silat, tari piring, tambua tansa, dan tari gelombang. Mereka dididik tenaga yang sudah terbilang ahli di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Pak Pono, Edi St.Rajo Bungsu (guru tuo), dibantu Jek, Jon, dan Riki.
Peralatan sanggar sudah memadai, walau belum cukup untuk seluruh anggota. Pakaian tambua tansa sebanyak 16 stel, tari piring 3 stel, silat 11 stel, tambua 7 buah, tansa 1 buah, dan talempong pacik 6 buah.
“Semua itu bantuan dari dana aspirasi anggota DPRD Agam, dan bantuan dari Pemerintah Nagari Lubuk Basung,” ujarnya pula.
Saat ini sanggar tersebut memiliki 50 anggota. Mereka mengikuti latihan setiap Rabu malam, dan malam Minggu. Setiap latihan, masyarakat sekitar tempat latihan ramai menyaksikannya. Latihan anggota sanggar merupakan sebuah hiburan murah meriah bagi warga sekitar. (MSM)