Dari Hasil Panen di Garagahan: SPM Menjanjikan

Jum'at, 22/08/2025 13:23 WIB

 

Laporan Miazuddin Sutan Marajo (wartawan sumbarsatu)

PROGRAM unggulan (Progul) Pemkab Agam, saat pertama kali diluncurkan, menuai beragam respons. Ada yang menilainya hanya sekadar program coba-coba, ada pula yang memilih bersikap sebagai penonton. Hanya segelintir kalangan yang menerimanya sebagai sebuah upaya meningkatkan taraf hidup petani.

Progul tersebut adalah Sawah Program Murah (SPM). Program ini memang disebut “murah” karena pengolahannya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sistem sawah konvensional.

Dalam SPM, petani tidak perlu melakukan pengolahan tanah secara penuh—seperti membajak, menghaluskan tanah hingga berlumpur—yang biasanya membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya besar.

Sebagai gantinya, petani cukup membuat bedengan dengan parit di antaranya. Jerami diletakkan di atas bedengan, lalu benih ditanam di atasnya. Parit hanya perlu diisi air tanpa menggenangi bedengan.

Keunggulan lain, jerami yang menutupi bedengan berfungsi mencegah tumbuhnya gulma. Seiring waktu, jerami itu melapuk dan menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanaman padi.

Meski begitu, SPM juga memiliki risiko. Di beberapa wilayah, terutama Agam bagian timur, ada yang gagal panen akibat kemarau panjang. Namun, persentasenya relatif kecil.

Dari hasil panen di Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung, Kamis (21/8/2025), SPM terbukti menjanjikan. Hasil ubinan menunjukkan produktivitas mencapai 7,8 ton/ha, meningkat dari sebelumnya yang hanya 5,4 ton/ha.

Peningkatan hasil panen ini membuat Bupati Agam, H. Benni Warlis, merasa bahagia. Hal serupa juga dirasakan anggota DPR, Cindy Monica Salsabila, serta para pejabat yang hadir dalam kegiatan panen tersebut.

Bahkan, Cindy meyakini bahwa dengan SPM, Agam akan mampu memperkuat ketahanan pangan.

SPM menuntut disiplin tinggi dari para petani. Tanpa disiplin, program ini diyakini sulit memberikan hasil sesuai harapan.

Sebagai contoh, seorang petani di luar arahan penyuluh justru memenuhi parit dengan air berlebihan. Akibatnya, jerami yang menutupi bedengan hanyut terbawa arus, sehingga tanaman tidak lagi terlindungi. Hasil panennya pun jauh dari harapan, dan ia mengalami kekecewaan besar.

Karena itu, peran penyuluh pertanian sangat penting agar petani benar-benar memahami konsep dan teknik SPM. Dengan bimbingan yang tepat, SPM berpotensi berkembang sebagai program unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.* 



BACA JUGA