Kebakaran Hutan di Baso Berhasil Dipadamkan

LINGKUNGAN

Rabu, 12/10/2016 19:16 WIB
-

-

Baso, sumbarsatu.com- Kemarau panjang yang melanda Agam belahan timur menyebabkan dedaunan kering di bawah pepohonan di kawasan hutan gampang terbakar. Kondisi demikian, mengharuskan segenap pihak berhati-hati dengan api, termasuk api dari puntung rokok.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Agam, Ir. Yulnasri, MM, Rabu (12/10/2016).

Kebakaran hutan di Kecamatan Baso kemarin, tidak terlepas dari cuaca kering,dedaunan kering di bawah pepohonan, dan percikan api. Bis saja percikan api berasal dari puntung rokok, yang dibuang sembarangan, atau penyebab lain. Kondisi demikian sangat berbahaya bagi keselamatan makhluk hidup, termasuk manusia yang bermukim di dekat hutan yang terbakar.

Kebakaran yang terjadi Selasa (11/10/2016) sore di dua lokasi, di Nagari Koto Tinggi dan Padang Tarok, berhasil dipadamkan Rabu (12/10/2016), sekitar pukul 16.00 WIB.

“Api berhasil dipadamkan,setelah personil Polhut Agam bekerja keras,” ujarnya.

Kebakaran hutan tersebut mengundang rasa khawatir dan cemas dari warga sekitar. Pasalnya, kemarau panjang telah menimbulkan kekeringan yang parah, bukan saja di kawasan hutan, tetapi juga di area perkebunan dan pertanian rakyat. Bila sampai api merembet ke area perkebunan rakyat, sangat dikhawatirkan akan mencapai perkampungan, dan membakar rumah yang ada di sana.

“Warga berharap agar untuk sementara aktivitas buru babi dihentikan. Karena dikhawatirkan akan menjadi penyebab kebakaran hutan,” ujar Yulnasri, menyampaikan harapan masyarakat Agam belahan timur.

Yang menjadi penyebab kebakaran hutan bukan aktivitas berburunya, tetapi perilaku para pemburu yang membuang puntung rokok sembarangan. Seperti kebakaran hutan kemarin, terjadi usai kegiatan berburu babi di area hutan tersebut.

Warga sudah menderita akibat kemarau panjang. Mereka kesulitan memperoleh air untuk peranian, dan kebutuhan lainnya. Makanya, peristiwa kebakaran hutan memperparah penderitaan mereka.

“Hal itu bisa dimaklumi, karena sudah tiga bulan hujan tidak turun di Agam belahan timur,” ujar Yulnasri pula. (MSM)

Iklan

BACA JUGA