
Lubuk Basung,sumbarsatu.com--Mungkin banyak yang kurang percaya, kalau Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Cabang Sriantokan Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, satu-satunya panti asuhan di Sumatera Barat yang menolak menerima bantuan Kementrian Sosial. Tetapi itulah kenyataannya. Panti itu “dihidupkan” sumbangan para dermawan, yang kebanyakan orang Lubuk Lubuk Basung yang tinggal di perantauan.
“Kami memang butuh bantuan dari segenap pihak, yang tidak mengikat. Tetapi kalau bantuan itu membuat kami repot, sebaiknya jangan saja. Itulah alasan kami menolak bantuan Kemensos,” ujar Ketua Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Lubuk Basung, H. Dabesri Bara, SH, MH Dt. Bgd. Rajo,ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (10/6/2016).
Kini panti tersebut “dihidupkan” dengan sumbangan para dermawan, dan bantuan Pemkab Agam. walau demikian, pengurus panti masih mampu membangun fasilitas yang dibutuhkan. Saat ini pengurus sedang membangun masjid berlantai dua.
Pembangunan tersebut sampai siap, diperkirakan menghabiskan biaya Rp1 miliar. Lantai dasar sudah siap, dan pembangunan lantai dua sedang dikerjakan.
“Untuk pembangunan masjid, kami telah menghabiskan dana Rp700 juta,” ujarnya pula.
Masjid berukuran 17 x 20 meter itu diberi nama Masjid Taqwa Panti Putra. Bangunan megah itu terletak di depan kantor panti. Masjid tersebut bukan saja untuk anak panti, tetapi juga untuk masyarakat sekitar.
Menjawab sumbarsatu.com, Dt. Bgd Rajo mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk biaya panti mencapai Rp518.400.000/tahun. Dana sebesar itu termasuk untuk biaya pendidikan, konsumsi. Kesehatan, pakaian dan peralatan anak, dan biaya pemeliharaan dan perbaikan asrama.
Dabesri, yang telah cukup lama memimpin panti tersebut, kini terpaksa melakukan kewajibannya itu dari jauh. Pasalnya, sejak beberapa tahun lalu, ia dipindahtugaskan ke sana. Setiap Jumat sore,ia berangkat ke Lubuk Basung, dan langsung melakukan tugas, yang disebutnya sebagai “panggilan hati nurani” tersebut.
Diakuinya, ia sedikit bersedih, karena tidak bisa melakukan kewajiban panggilan hati nurani itu sepenuhnya.
“Andaikata saya dipindahkan lagi bertugas di Lubuk Basung, tentu akan lengkaplah kebahagiaan saya. Karena bisa melakukan tugas untuk negara,dan untuk menyejahterakan para anak yatim dan paitu yang dibina di panti ini,” ujarnya, dengan nada sendu. (MSM)