
Betti Nawafatus Yoga, Sawahlunto Wall Climbing Silo 10.000.
Sawahlunto, sumbarsatu.com--Betti Nawafatus Yoga Nita, pemanjat tebing asal Jawa Timur, yang tergabung dalam Team Makalu Outdoor, tampil menjuarai kategori Lead Perorangan Putri, dalam Sawahlunto Wall Climbing Silo 10.000.
Betti unggul dengan selisih poin sangat tipis dari Khairunnisa, pemanjat tebing asal Jawa Barat, yang bergabung dalam Team Rocknation, dengan raihan total nilai 33+. Sedangkan di posisi ketiga, ditempati Farina Handayani, pemanjat tebing asal Bangka Belitung, dengan catatan nilai 32+.
Untuk posisi keempat hingga delapan, secara urutan ditempati Nita Seprida dari FPTI Riau, Chelsy dari Bukittinggi, Siti Novia Jumidar asal FPTI Riau, Aditya Putri Lestari dari Sector 30 Kukar, dan Ade Adriani yang juga dari FPTI Riau.
Tiga pemanjat tuan rumah Sawahlunto yakni, Dewi Sukma dan Mitra Kesuma dari FPTI Sawahlunto dan Fidri Widya Putri dari SCA Sawahlunto, belum mampu masuk ke babak final.
Sementara untuk Lead Perorangan Putra, juara pertama disabet Bayu Paracella dari Sector 30 Kukar dengan nilai final 24+, disusul Ardile, pemanjat Kota Bukittinggi dengan nilai 23+, dan posisi ketiga ditempati Yosua Laskaman Z dari Rocknation.
Untuk jenis Speed Classic Umum Putra, dijuarai Mustolih, peserta dengan nomor punggung 082 itu, berhasil mencatatkan total waktu 15 detik dan 71 second. Mustolih dibayangi M. Syarul Rozi yang mencatatkan total waktu 16 detik dan 97 second.
Sementara posisi ketiga diperoleh Frengki Satria Putra, dengan catatan waktu 19 detik dan 01 second. Dengan selisih satu detik saja, Yosua Laskaman Z, harus puas di posisi keempat dengan total waktu 20 detik dan 14 second.
Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf usai menyerahkan hadiah terhadap para pemenang mengungkapkan, terima kasih kepada FPTI Pusat atas kepercayaannya menjadikan Sawahlunto sebagai tuan rumah iven yang tergolong unik tersebut.
“Wall Climbing Silo 10.000 ini mempunyai keunikan, karena diselenggarakan di lokasi Silo, yang mempunyai nilai historis tersendiri. Dimana Silo ini dulunya merupakan tempat penampungan batu bara sebelum diangkut ke Teluk Bayur dengan kereta api,” ungkap Ali Yusuf. (SSC/fad)