Kabar Gembira, Masyarakat Pasaman Barat Bakal Punya Armada TransPasbar

Senin, 26/10/2015 17:19 WIB
Angkutan publik TransPadang di Kota Padang

Angkutan publik TransPadang di Kota Padang

Simpang Ampek, sumbarsatu.com—Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, pada  2016, menyediakan enam unit transportasi publik yang bersifat massal untuk kebutuhan masyarakat.    

"Benar enam unit transportasi publik atau angkutan umum ini, lebih diprioritaskan untuk anak sekolah, pegawai dan masyarakat," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pasaman Barat, Bobby F Riza di Simpang Ampek, Senin (26/10/2015).

Menurut dia,  6 unit angkutan massal itu dalam waktu dekat akan turun dari Kementrian Perhubungan. Pengoperasiannya akan dimulai pada Januari 2016 nanti.

Ia menilai masyarakat Pasaman Barat sangat membutuhkan angkutan massal khususnya bagi anak sekolah.

"Satu angkutan berjenis bus itu berkapasitas 30 orang. Dengan adanya angkutan ini diharapkan bisa membantu masyarakat nantinya," ujarnya.

Pihaknya saat ini sedang menyusun rute yang akan ditempuh oleh angkutan tersebut nantinya.

Dari perencanaan yang ada, untuk sementara angkutan itu akan melayani rute Simpang Ampek-Simpang Tigo-Luhak Nan Duo-Kapa-Padang Tujuh- dan Batang Saman.

"Secara bertahap tentu semua daerah akan disediakan angkutan massal. Untuk sementara baru enam angkutan yang bisa disediakan,"sebutnya.

Ia juga mengharapkan kepada perusahaan kelapa sawit ikut berperan dalam menyediakan angkutan massal terutama bagi anak sekolah. Termasuk membantu membuatkan Haltenya.

"Angkutan massal itu nantinya full AC dan tentunya partisipasi perusahaan sangat diharapkan. Baik penyediaaan angkutan maupun pembangunan haltenya nanti,"harapnya.

Sementara itu, Ketua Aliansi Mahasiswa Pasaman Barat, Idenfi Susanto mengatakan keberadaan angkutan massal sangat dibutuhkan terutama bagi anak sekolah.

"Bayangkan setiap tahun hampir 100 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu-lintas. Pada umumnya didominasi oleh kalangan pelajar," katanya.

Ia mengatakan akibat tidak adanya angkutan massal maka anak sekolah mulai dari tingkatan SLTP dan SLTA banyak menggunakan sepeda motor. Padahal, bagi anak sekolah tingkat SLTP belum cukup persyaratan untuk mengemudi karena belum genap berusia 17 tahun.

Ia menyebutkan secara kejiwaan maka anak tersebut masih labil dan cendrung untuk kebut-kebutan. Tidak heran kalau angka kecelakaan cukup tinggi terutama di kalangan pelajar.

Menurutnya, dengan adanya angkutan massal maka akan meminimalisir angka kejahatan terhadap anak dan pergaulan anak akan terjaga.

"Jika pakai sepeda motor, kemungkinan anak untuk keluyuran pulang sekolah cukup tinggi. Jika pakai angkutan massal maka akan lebih terjamin dan langsung pulang karena trayeknya jelas,"sebutnya. (NIR)



BACA JUGA