Danum Baputi: Penjaga Mata Air Segera Diputar di Bioskop, Penulis Skenario Azwar Sutan Malaka

Rabu, 04/03/2015 10:34 WIB
Adegan Danum Baputi: Penjaga Mata Air

Adegan Danum Baputi: Penjaga Mata Air

sumbarsatu.com—Danum Baputi: Penjaga Mata Air merupakan sebuah film Indonesia diproduksi oleh Savilla Production. Film ini dapat disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia pada tanggal 26 Maret 2015. Ide cerita film ini berasal dari R Yayank NN dan Arifah Prihartini sedangkan Skenario ditulis oleh Azwar Sutan Malaka, seorang penulis muda Indonesia yang pada tahun 2014 yang lalu lewat Skenario yang berjudul Anak Cindaku Ditikam Rindu berhasil menjadi Juara Pertama Lomba Menulis Skenario Film Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Film Danum Baputi disutradarai oleh Gunawan Paggaru seorang sutradara senior yang sudah banyak menyutradari film-film dan sinetron di Indonesia. Sebelum menyutradarai Film Danum Baputi ia juga pernah menyutradarai Film Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji, Issue, dan Syahadat Cinta. Danum Baputi dibintangi oleh antara lain Jovita Dwijayanti Runner Up Miss Indonesia tahun 2013. Selain Jovita pemain-pemainnya adalah Raditya Agung Yudistira, Reiner Manopo, Dolly Martin, Yati Surachman, Helmy Jaggar dan yang lainnya.

Sebelum tayang di bioskop Indonesia, film ini telah dipromosikan ke beberapa kota besar seperti Jakarta, Bogor dan Bali. Danum Baputi juga diikutkan pada beberapa festival film internasional seperti Canada International Film Festival 2015 dan Festival Film Bertema Lingkungan di Perancis.

Sinopsis

Film ini menceritakan tentang sekelompok masyarakat di pedalaman Kalimantan yang masih peduli dengan lingkungan dan hutan adat mereka. Mereka percaya atas ramalan nenek moyang mereka 100 tahun yang lalu bahwa akan terjadi kerusakan hutan yang diakibatkan oleh ulah manusia, namun akan diselamatkan oleh seseorang yang memang sudah ditakdirkan untuk menjaga hutan dan sumber mata air mereka. Danum Baputi, anak perempuan Tuwo Damang, kepala suku, terpilih sebagai Danum Pambelum (penjaga mata air).

Salah satu perusahaan asing melakukan pembukaan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Hal ini tidak saja mendorong konflik antara masyarakat adat dan investor, namun juga antar masyarakat itu sendiri, karena adanya oknum-oknum yang membelot karena ketamakannya. Tanah adat Danum Baputi adalah sasaran utama perluasan perkebunan tersebut. Tuwo Damang, ayah Danum Baputi sebagai kepala suku dibantu Penyang dan Mantikei serta penduduk lain berusaha mencegah hal itu. Namun Kiung, anak buah pihak perkebunan melakukan tipu daya untuk mendukung perluasan areal perkebunan.

Ia juga memanfaatkan Akin yang menaruh hati pada Danum. Karena gagal mendapatkan Danum, maka Akin bergabung bersama Kiung dan akhirnya diperalat untuk menghabisi Tuwo Damang yang dianggap sebagai penghalang dalam menguasai tanah adat. Danum, Penyang, dan Matikei menghentikan ulah Kiung yang membakar rumah-rumah penduduk yang tidak mau mengikuti kehendaknya. (SSC/rel)



BACA JUGA