“Agam Memanen”, Petani Gaharu Jadi Milioner

Selasa, 27/01/2015 19:17 WIB
Kepala Dishutbun Agam Yulnasri melakukan penyulingan pohon gaharu bersama petani di Jorong Padang Lariang, Agam

Kepala Dishutbun Agam Yulnasri melakukan penyulingan pohon gaharu bersama petani di Jorong Padang Lariang, Agam

Agam, sumbarsatu.com—Salah satu program Pemerintah Kabupaten Agam yang diluncurkan beberapa tahun lalu “Agam Menyemai” sudah memperlihatkan hasilnya. Agam kini memasuki tahapan "Agam Memanen".

Hal itu dikatakan Yulnasri, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Agam kepada sumbarsatu.com, Selasa (27/1/2015) di di  sela-sela kunjungannya ke Jorong Padang Lariang, Kenagarian Geragahan, Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat.

Pada tahun 2015, Agam berupaya memproduksi minyak gaharu melalui proses penyulingan kayu gaharu yang mencapai 150 ribu pohon di delapan kecamatan yang tersebar di Agam, Kecamatan Lubuk Basung, Ampek Nagari, Palupuah, Baso, Pelambayan, Tilatang Kamang, Kamang Magek dan Baso.

"Selain memanfaatkan gubal gaharu untuk diekspor kami juga ingin memproduksi minyak gaharu untuk meningkatkan kesejahteraan para petani gaharu," kata Yulnasri.

Dia mengatakan, serpihan kecil kayu gaharu yang terkikis saat pengambilan gubal gaharu di tengah batang gaharu, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan minyak gaharu melalui proses penyulingan.

"Pada 2015 kami sudah mulai mencoba menyuling minyak gaharu ini dan apabila hasilnya memuaskan akan disosialisasikan kepada masyarakat mengenai teknis produksi minyak gaharu ini agar dapat menjadi pilihan mata pencaharian masyarakat," ungkapnya.

Dia menambahkan, pihaknya telah mengupayakan dana anggaran pemerintah setempat dengan jumlah yang belum bisa disebutkan. Guna dana tersebut untuk mendukung petani di Agam dalam bidang perkebunan.

Dalam upaya di bidang perkebunan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumbar mengenai teknik penyulingan minyak gaharu.

"Dari hasil itu apakah minyak gaharu dapat langsung digunakan sebagai produk seperti parfum ataukah harus diolah lebih lanjut," katanya.

Daerah Agam Tengah merupakan penghasil pohon gaharu jenis aquilaria malaccensis yang merupakan tanaman penghasil gaharu berkualitas terbaik dengan nilai jual yang tinggi.

Harga gubal gaharu 1 kg dengan senilai Rp64 juta, sedangkan getah gaharu jenis jernang 1 ons dengan harga Rp40 juta. Saat ini ini petani gaharu pada tahun 2015 sudah menghasilkan miliaran rupiah selama masa panen pohon dengan limit waktu 9 tahun,” terang Yulnasri.

Salah seorang petani gaharu di Jorong Padang Lariang, Kenagarian Geragahan, Lubuk Basung, Dir Sindoyo (62) mengatakan, pohon gaharu bisa dipanen setelah 3 hinga 6 bulan dari penyuntikan pertama. Berarti usia 9 tahun pohon sudah bisa dipanen. Sedangkan harga kayu gaharu yang berkualitas super harga puluhan juta.

“Penyuntikan ini dilakukan guna menjaga kualitas gaharu. Dengan demikian pada saat panen nanti minyak yang dihasilkan akan tetap memiliki kualitas yang baik," katanya.

 Menurut Dir Sindoyo, untuk pohon yang berkualitas baik, beratnya mencapai 5 kg per pohon. Dengan demikian nilai kayu gaharu per pohon dapat mencapai harga yang tinggi. Sedangkan untuk gubal gaharu harganya dapat mencapai  Rp 64 juta. Bagi gaharu yang telah dibudidayakan diperkirakan gubalnya dapat mencapai lebih dari 5 kg per pohonnya. (SSC-2)



BACA JUGA