Malam Ini, Festival MenTari #5 Hadirkan 10 Koreografer Muda Eksplorasi Tubuh dan Gagasan

GEDUNG PERTUNJUKAN HOERIJAH ADAM ISI PADANG PANJANG

Jum'at, 14/11/2025 00:51 WIB

Padang Panjang, sumbarsatu.com — Festival MenTari #5 mulai digelar hari ini, Jumat (14/11/2025), di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam ISI Padang Panjang. Festival ini digelar hingga Sabtu (14/11/2025).

Memasuki tahun kelima penyelenggaraan, festival yang digagas Serikat Koreografer Cahaya Indonesia (SEKOCI) ini kembali menghadirkan ruang kreatif bagi para koreografer muda Sumatera Barat untuk bereksperimen dan bertumbuh.

“Berbeda dari festival tari pada umumnya, Festival MenTari tidak menampilkan karya yang sudah jadi, melainkan menumbuhkan proses penciptaan sejak awal. Para peserta difasilitasi untuk mengembangkan ide bersama para mentor lintas disiplin—mulai dari seni pertunjukan, musik, hingga teori budaya—sebelum menampilkan hasilnya di panggung festival,” ujar Susas Rita Loravianti, Direktur Festival MenTari, kepada sumbarsatu, Kamis (13/11/2025).

Menurutnya, Festival MenTari 2025 mempertemukan 10 koreografer muda, termasuk lima koreografer alumni MenTari dan lima koreografer diaspora Minangkabau dari luar Sumatera Barat.

Sejak pertama kali digelar pada 2021, Festival MenTari telah menjadi wadah pembelajaran bagi 32 koreografer muda dengan dukungan 8 mentor lintas disiplin dari berbagai daerah.

Program ini terlaksana atas kolaborasi dengan Yayasan Seni Tari Indonesia (YSTI) serta dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation, Indonesia Kaya, dan kini menggandeng Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya Lab: On-Site Musik Tari.

Susas Rita Loravianti menegaskan, kolaborasi dengan MTN membuka ruang lebih luas bagi seniman muda Sumatera Barat.

“Kami ingin MenTari menjadi ruang yang inklusif, kolaboratif, dan mendorong pertumbuhan artistik seniman muda. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak koreografer,” ujarnya.

Lima Koreografer di Festival MenTari #5

Adityawarnan – koreografi Bacamin di Balik Kubangan

Sinopsis:
Sebuah yang ditentukan dan diteteskan dari atas langit, yang diharapkan menjadi genangan tatanan kehidupan, malah menjadi kubangan yang penuh hasrat, ego, dan popularitas.

Pendukung Karya:

  • Pimpinan Produksi: Meldawati Karmona
  • Penari: Gebi, Belalagea, Suci Rahmadhani, Reza Mashendra, Yola Afrimanova
  • kru: Reza Maulidil Akbar
  1. Lovia Triyuliani – koreografi Narasini

Sinopsis:
Narasini adalah refleksi tentang manusia di era digital, ketika narasi menjelma menjadi kekuasaan baru yang mengendalikan tubuh, pikiran, dan emosi. Karya ini mengeksplorasi bagaimana narasi membingkai kenyataan, membelokkannya, bahkan mengaburkannya—tergantung siapa yang bercerita dan untuk kepentingan siapa. Tubuh menjadi metafora manusia yang hidup di bawah kendali algoritma dan viralitas, menyoroti bagaimana dunia kini dikonstruksi oleh arus digital.

Pendukung Karya:

  • Komposer: Agung Perdana
  • Penari: Anggi Sukma Yunni Foresti, Yuni Partiwi, Nurul Hayati
  • Penata Cahaya: Frandi Yutra
  1. Dendi Wardiman – koreografi Ritus Dunia Miring

Sinopsis:
Ada yang berteriak dalam diri, namun suara itu tenggelam dalam gema yang tak mengenal jeda. Di dunia yang miring ini, semua tampak tegak berdiri di atas ritus yang mereka sebut kebenaran. Keyakinan goyah menjelma candu—diminum dengan sopan, diyakini bukan racun, hanya tradisi.

Pendukung Karya:

  • Komposer: Avant Garde Dewa Gugat
  • Penari: Reza Maulidil Akbar, Alsafitro, Menthari Ashia, Putry Wulandari, M. Rafly, Dewi Safitri
  1. Fadilla Oziana – koreografi Memanggil Kesunyian

Sinopsis:
Di antara riuh dunia, tubuh-tubuh menari mencari hening. “Memanggil Kesunyian” adalah perjalanan batin menuju ketenangan, di mana gerak tubuh menjadi doa, napas menjadi zikir, dan setiap diam menjelma ruang perjumpaan dengan diri. Kesunyian bukanlah akhir—ia adalah pulang yang paling sunyi, namun paling terang.

Pendukung Karya:

  • Pimpinan Produksi: Aldi Yunaldi, M.Sn
  • Komposer: Indra Arifin, M.Sn
  • Penari: Sausan Agitya, Abib Rahman, Dinal Afrizon, S.Sn, Chairino Fauzan, Tatalui Nurhadi
  • Penata Rias & Kostum: Ifano Gusti
  • Dokumentasi: M. Abdul Aziz
  1. Kurniadi Ilham – koreografi Gu Go Pawer Renjer

Sinopsis:
Bagi Suku Anak Dalam, hutan adalah ibu yang penuh kasih. Kehilangan hutan berarti kehilangan kehidupan. Eksploitasi yang kompleks bukan hanya mengubah lahan menjadi industri, tapi juga merenggut harapan, ritual, dan masa depan. “Gu Go Pawer Renjer” menggambarkan pahlawan yang berubah menjadi mesin perusak, sementara roh mencari tempat di antara kerakusan manusia.

Pendukung Karya:

  • Komposer: Rama Anggara
  • Penari: Reza Mashendra, Junaisya Syifatul Qalby, Anggi Safandri Ova, Raflis, Maresha
  • Pemusik: Denny Alpan
  • Penata Cahaya: Oky Herliawan
  • Produksi: Siti Rosana

Rangkaian Acara Festival MenTari #5, Jumat, 14 November 2025
16.10–16.20 — Pembukaan oleh MC
16.20–16.30 — Sambutan MTN Seni Pertunjukan Bidang Tari
16.30–16.40 — Pengantar Direktur Festival
16.40–17.00 — Pertunjukan Bacamin di Balik Kubangan – Aditya Warman
17.00–17.30 — Pertunjukan Narasini – Lovia Triyuliani
17.30–20.00 — Break dan ishoma
20.00–20.10 — Pembukaan sesi malam oleh MC
20.10–20.20 — Sambutan Rektor ISI Padang Panjang
20.20–20.30 — Sambutan perwakilan Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI
20.30–21.00 — Pertunjukan Ritus Dunia Miring – Dendi Wardiman
21.00–21.30 — Pertunjukan Memanggil Kesunyian – Fadilla Oziana
21.30–22.00 — Pertunjukan Gu Go Power Renjer – Kurniadi Ilham
22.00–23.00 — Diskusi Karya ssc/mn



BACA JUGA