KABA Festival XI 2025: Empat Tubuh, Satu Denyut, Merayakan 42 Tahun Nan Jombang Dance Company

Kamis, 30/10/2025 10:21 WIB
-

-

Padang, sumbarsatu.com — Akhir pekan ini, Sabtu–Minggu, 1–2 November 2025, Ladang Tari Nan Jombang di Balai Baru, Kuranji, Padang akan kembali menyala. KABA Festival XI 2025 hadir bukan sekadar pertunjukan tari, melainkan perayaan perjalanan 42 tahun Nan Jombang Dance Company yang telah menari di berbagai panggung dunia.

Untuk tahun 2025 ini, Nan Jombang dua kali menggelar iven bergengsi ini, yaitu  KABA Festival X yang merupakan salah satu program strategis Kementerian Kebudayaan dilaksanakan selama 6 bulan sejak Januari-Juni 2025 dan KABA Festival XI pada 1–2 November 2025 ini.

Festival yang digelar di Gedung Manti Menuik ini menghadirkan empat seni pertunjukan utama lintas daerah dan generasi. Mereka adalah Rio Mefri dari Padang, Dedy Satya Amijaya dari Ponorogo, Muslim Bagus Pranowo dari Solo, dan KSST Noktah dari Padang.

Empat karya pertunjukan tersebut bertajuk adalah The Next karya taro Rio Mefri,  tari Waroeng Oemoek karya Dedy Satya Amijaya, koreografi Frau Troffea karya Muslim Bagus Pranowo, dan teater Pagi Bening sutradara Syuhendri.

“Keempatnya akan berbagi panggung dalam satu napas yang sama—merayakan tubuh sebagai doa, perlawanan, dan kenangan,” kata Angga Mefri, Direktur Festival kepada sumbarsatu, Kamis (30/10/2025).

Selain pertunjukan utama, KABA Festival XI juga menghadirkan Art Therapy bersama Dangau Studio (1–2 November, pukul 13.30–17.00 WIB) dan Kopi Manual Brew Gratis dari Dapue Kopi Roasteri. Semua kegiatan berlangsung di kompleks Ladang Tari Nan Jombang, Balai Baru, Padang. Dan ada workhop tari bersama Dedy Satya Amijaya dan  Muslim Bagus Pranowo.

Karya pembuka festival, The Next, menjadi refleksi lintas generasi antara Rio Mefri dan putrinya, Hawa Mefri. Melalui dialog tubuh, mereka menari tentang hubungan ayah dan anak, tentang cinta, warisan, dan waktu.

“Warisan dalam keluarga ini bukan gelar atau panggung, tapi cara menari menghadapi hidup,” ujar Rio Mefri.

Sebagai penerus maestro tari Ery Mefri, Rio telah menari di berbagai panggung internasional sejak 1998—dari Jakarta, Tokyo, Berlin, hingga New York hingga 2025—membawa napas Minangkabau ke ruang global. Ia kini menjadi salah satu koreografer penting dalam regenerasi Nan Jombang Dance Company. Dalam KABA Festival X, Rio membawakan karya koreografi Tangka.

Sementara itu, Dedy Satya Amijaya dari Padepokan Tari Langen Kusuma (Ponorogo) menghadirkan Waroeng Oemoek, karya yang menelusuri akar budaya Jawa Timur dan kehidupan rakyat sehari-hari. Dari Solo, Muslim Bagus Pranowo menampilkan Frau Troffea, eksplorasi tubuh antara disiplin dan kegilaan lembut.

Dari Padang, KSST Noktah, kelompok studi sastra dan teater yang berdiri sejak 1993, membawakan Pagi Bening, naskah ditulis dua orang, Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero diterjemahkan Sapardi Djoko Damono. Pagi Bening merupakan sebuah dialog antara luka, garis, dan harapan.

KABA Festival XI 2025 diselenggarakan oleh Nan Jombang Dance Company dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Festival ini menjadi ruang pertemuan antar seniman, penonton, dan komunitas untuk membaca kembali perjalanan seni tradisi yang terus bertransformasi.

“Datanglah, bukan sekadar menonton pertunjukan, tapi menyaksikan bagaimana tubuh manusia bisa menjadi doa, perlawanan, dan kenangan,” ajak Angga Mefri. ssc/mn  

 



BACA JUGA